Jumat, 26 Juli 2019

# curhat

Rawat Inap di Rumah Sakit Siloam Yogyakarta

Saya udah ngedraft tulisan ini lama banget. Izinkan saya untuk menyelesaikannya, mumpung saya udah nemu sela waktu untuk ngeblog di kala Sakhi bobok. Oh ya btw saya udah resign bulan Juni lalu. Bulan Juni juga ga ada blog post sama sekali karena masih adaptasi perpindahan dari working mom menjadi stay at home mom.

Flashback dulu yuk, bulan Maret tu menjadi bulan yang sangat menyedihkan dalam hidup saya. Banyak banget ujian yang datang sebelumnya, puncaknya ketika Sakha kena demam berdarah. Sudah pernah saya ceritakan di post ini. Sekarang saya mau cerita lebih detail tentang pengalaman rawat inap Sakha di RS Siloam Yogyakarta.


Setelah dokter menyatakan Sakha positif demam berdarah, langsung dah kami daftar ke resepsionis untuk rawat inap. Menurut asuransi kantor pak Yayan, Sakha dapet jatah kamar tipe Standard dimana sekamar berisi dua pasien. Tapi karena kemungkinan besar Sakhi bakal ikut nginep di RS, jadinya kami upgrade kamar VIP.

Harga kamar VIP semalam Rp. 800.000. Asuransi kantor pak Yayan mengcover Rp. 300.000 untuk tarif semalam rawat inap. Sisanya kami yang bayar secara mandiri, ga papa deh demi kenyamanan Sakhi juga. Kami menunggu sekitar 15 menit di lobby karena kamar masih dibersihkan.

Fasilitas kamar VIP sangat lengkap. Pas nyampe kamar kami dapat welcome drink dan snack. Khusus untuk pasien anak-anak, akan mendapat paket activity book dan pensil warna untuk mewarnai agar tidak bosan saat dirawat. Lokasi kamar rawat inap ada di lantai 6. Saat menuju lokasi kamar, suasananya sangat sepi. Ya mungkin karena ini rumah sakit baru. Tapi suasana sepi sangat cocok untuk ketenangan pasien juga.
Paket mewarnai untuk pasien anak
Di kamar tipe VIP terdapat bed pasien yang bisa ditegakkan atau ditidurkan secara otomatis. The real sofa bed terdapat di sisi kiri bed pasien. Kenapa kok real? hehehe, soalnya dulu pernah opname di Sadewa kok sofa bednya kecil ga bisa buat bobok.
Sofa bed untuk penunggu pasien
Fasilitas lain yang didapat adalah meja makan, dua buah lemari penyimpanan, kulkas, TV, dan toiletries. Untuk luas kamarnya sendiri ga terlalu besar menurut saya, tapi nyaman banget.
Suasana di dalam kamar rawat inap
Baca : Cerita Lahiran Adik Sakha

Sabtu
Kami mendapat kamar 6034. Nyampe kamar Sakha masih belum diinfus. Dia asik mewarnai sambil nonton tv. Baru sekitar pukul 15.00 perawat datang untuk menginfus Sakha, sekalian mengganti bajunya. Sakha nangis super duper kencang ketika diinfus. Brutal pokoknya kayak kesetanan.

Perawat bilang kalau besok pagi akan dilakukan lagi test darah untuk mengetahui jumlah trombosit di darah. Aduh, apa kabar besok ya? Dipastikan sesi Sakha teriak2 setiap pagi akan terjadi. Di hari pertama ini Sakha makan cuma sedikit, tapi mimiknya alhamdulillah banyak. Oh ya porsi makanan untuk pasien disini banyak banget. Walaupun pasiennya anak-anak, namun porsi yang didapat adalah porsi dewasa. Ya akhirnya emak Sakha yang turun tangan untuk menghabiskan..hehehe..
Porsi makan yang banyak
Sempat terjadi keriwehan di hari pertama ini, karena kan ayah Sakha harus pulang untuk ambil baju. Setelah pindahan rumah, jarak RS ini ke rumah tu sangat jauh cuy..huhuhu.. Sementara saya di RS harus menjaga Sakha sendiri plus digandoli Sakhi juga. Keriwehan terjadi saat Sakha kebelet pipis. Saya ga bisa nganter dia ke toilet karena Sakhi rewel. Alhasil saya sering meminta tolong perawat untuk membantu Sakha pipis di kamar mandi. Syukurlah perawat di RS ini super sabar.

Malam hari Sakha bareng ayahnya tidur di bed pasien, sedangkan saya dan Sakhi tidur di sofa bed. Kami bobok ga nyenyak banget karena Sakha bolak balik beser. Cuman Sakhi ini yang tidurnya pules..hoho..
Pulesnya adek Sakhi

Minggu
Pagi hari pun tiba, drama dimulai ketika dilakukan tes darah. Sakha kembali histeris dan berontak. Setelah drama kayak kesetanan, sample darah pun sukses diambil, tapi saat ditengah-tengah pengambilan tu mengalami kemacetan. Akhirnya proses pengambilan darah ini harus dipindah ke tangan kanan Sakha. Sakha super trauma banget. Kasian banget lihatnya tapi apa daya lah saya cuma bisa sok kuat.

Setelah meminta bantuan satu perawat lagi untuk memegangi Sakha, akhirnya sample darah sukses diambil lagi. Kami diminta menunggu hasilnya kurang lebih satu jam. Satu jam kemudian perawat datang dan mengabarkan kalau sample darahnya Sakha membeku sehingga ga kebaca. Alhasil harus diambil sample darah lagi, kali ini di bagian lengan. Syukurlah Sakha kooperatif saat pengambilan darah ini, kemungkinan besar karena petugas yang ngambil samplenya cowok dan terlihat tenang banget. Atau bisa jadi Sakha ga ada tenaga lagi untuk melawan..

Hasil labnya pun keluar, trombosit Sakha turun sedikit di angka 150.000. Di test darah sebelumnya di angka 161.000. Ga lama kemudian jadwal dokter visit. Dokter Melna melakukan pemeriksaan dengan seksama. Pemeriksaan fisik yang dilakukan menurut saya lumayan lama dan teliti. Dokter juga menjelaskan dengan detail. Intinya dokter menyarankan Sakha untuk banyak minum cairan. Mau itu jus atau susu terserah, dengan banyak nya cairan yang diminum akan mempercepat proses penyembuhan.
Lemes abis teriak-teriak berontak ditest darah
Senin
Hari Senin pun tiba, kami memilih untuk menitipkan Sakhi di daycare supaya kami bisa fokus ke Sakha. Saya kebagian ngantar Sakhi ke daycare naik gocar, sedangkan pak Yayan nemenin Sakha untuk diambil darah.

Baca : Menitipkan Anak di Daycare??

Rupaya sebelum tidur pak Yayan sering sounding Sakha supaya tidak melawan saat proses pengambilan darah. Nangis tidak apa-apa, karena memang sakit kan, yang penting jangan ditarik-tarik tangannya. Alhamdulillah soundingnya berhasil, Sakha ga berontak tapi cuma nangis kenceng aja..hohoho...
Mulai kooperatif
Hasil tes darah trombosit Sakha turun jadi sekitar 107.000. Walaupun turun tapi Sakha tingkahnya semakin aktif, ga kelihatan sakit sama sekali. Porsi makannya pun semakin banyak. Pipis juga sangat sering. Saat visit dokter bilang kalau ga ada tanda komplikasi DB, jadi besok dilihat lagi perkembangannya gimana. Kalau tetap stabil seperti ini kemungkinan besar bisa pulang.

Selasa
Hari ini Sakhi daycare lagi. Tumben setelah selesai anter Sakhi ke daycare kok sample darahnya Sakha belom diambil juga. Jadwal dokter visit pun lebih awal daripada jadwal ambil sample darah. Waktu visit dokter mengabarkan kalau Sakha boleh pulang hari ini. Ga perlu dilakukan pengambilan sample darah karena berdasarkan ciri-ciri fisik Sakha udah sangat membaik. Ga ada tanda-tanda dehidrasi dan komplikasi juga. Berdasarkan masa waktunya juga sudah melewati fase kritis. Alhamdulillah! Sakha dah bisa rawat jalan di rumah.

Waktu itu pak Yayan langsung mengurus administrasi di lantai bawah, sementara saya sibuk packing barang. Infus Sakha juga udah bisa dilepas, jadinya Sakha bisa lebih bebas. Sembari menunggu proses administrasi, Sakha makan siang dulu. Karena masih dapat jatah maksi tho..hehehe..

Sebelum pulang kami dipersilahkan untuk mengisi quisioner terlebih dahulu. Semua saya isi bagus lah, lha wong kenyataannya begitu. Sakha menginap di RS selama 3 hari, total biaya yang harus dibayar sekitar 4juta. Kami hanya membayar 1,5 juta karena upgrade ke kamar VIP, sisanya alhamdulillah dicover asuransi kantor pak Yayan.

Sakha mendapatkan setangkai bunga mawar segar sebagai ucapan semoga lekas sembuh dari perawat. Ga lupa momen saat pelepasan gelang pasien saya abadikan dulu..hehehe..
Hore dapat bunga
Pelepasan gelang pasien
Sakha dapat jadwal kontrol dokter di hari Jumat. Karena itu hari aktif, saya request untuk reschedule di hari Sabtu aja. Waktu kontrol itu saya kira akan ditest darah lagi, tapi ternyata engga. Hore, setidaknya ga ada drama Sakha menangis. Dokter menyatakan Sakha sudah sembuh, tapi diresepkan vitamin suplemen makanan juga untuk daya tahan tubuh.




Terimakasih RS Siloam! Menurut kami pelayanan RS ini sangat baik selama Sakha dirawat disini. Perawat di RS ini sangat ramah dan super sabar, ga ada tuh yang judes..hohoho.. Visit dokter pun sangat meyakinkan, diperiksa sangat detail. Beda banget sama RS X, yang visit dokternya cuma dilihat doang gaes, tanpa memegang pasiennya..wew! Saat dilakukan visit dokter anak, ada dokter umum juga yang mendampingi. Jadinya kalau misal terjadi sesuatu di luar jam kerja dokter anak, terdapat dokter umum yang stand by mengambil tindakan.

Fasilitas kamar tipe VIP di RS Siloam ini juga sangat lengkap, makanan pun juga enak, air panas direfill tiap jam makan btw, plus free teh hangat satu poci..hoho.. Cuman memang porsi makanannya terlalu banyak untuk Sakha, karena porsi orang dewasa.

Mungkin sedikit minus dari RS ini adalah tidak tersedianya area khusus bangsal rawat inap anak. Biasanya di RS besar lain tuh ada bangsal tertentu untuk pasien anak. Kamarnya pun didekor full colour dengan pernak-pernik kartun. Di papan infusnya pun juga dikasih motif kartun. Kalau di RS ini area rawat inap dicampur antara pasien anak-anak dan dewasa. Sebelah kamar Sakha menginap kebetulan adalah pasien ibu hamil yang mau melahirkan. Bukan apa-apa, kasihan aja kalau misal beliau terganggu denger Sakha rewel teriak-teriak.

Okay, kayaknya sekian dulu cerita saya. Semoga dapat memberikan gambaran tentang fasilitas rawat inap di RS Siloam. Semoga RS Siloam semakin maju!
Terimakasih RS Siloam

Sumber gambar :
Doctor : http://www.myfreephotoshop.com/wp-content/uploads/2014/09/511.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar