Minggu, 19 Oktober 2014

Happy First Wedding Anniversary dari Kampung Cokelat

Minggu, Oktober 19, 2014 0 Comments
Alhamdulillah hari ini pernikahan saya dan suami sudah berumur satu tahun. Satu tahun sudah kami hidup bersama-sama. Memang usia satu tahun ini sangat dini, belum ada apa-apanya, masih pada tahap permulaan bergelut dalam dunia rumah tangga. Tentunya pada tahap permulaan ini saya punya doa supaya pernikahan kami selalu sakinah mawadah warahmah, semoga keluarga kecil kami selalu dalam rahmat Allah SWT. Amin. Apalagi Allah SWT sudah mengirimkan malaikat kecil untuk kami, yaitu Rafasya Primahdi Sakha. Harapan untuk menjadi ibu dan ayah yang terbaik untuk Sakha merupakan hal yang akan selalu kami perjuangkan seiring bertambahnya usia pernikahan kami ke depannya.. :)

Baca : Finally, We Meet Our Little Prince!!!!

Hari ulang tahun pernikahan kami yang pertama ini jatuh pada hari Minggu. Hari dimana ayah Sakha pulang ke Blitar untuk bertemu kangen dengan keluarga. Nah di masa cuti melahirkan saya ini, ayah Sakha selalu pulang pergi Jogja - Blitar seminggu sekali. Saya merasa bahagia dan bersyukur sekali, karena hanya menjaladi LDM selama 5 hari saja dalam seminggu. Hal tersebut bisa bikin mood saya membaik saat weekend, karena saya bisa membagi kegalauan-kegalauan atau uneg-uneg saya saat menjaga Sakha kepada suami. Rasanya plong sekali.. :)

Baca : Kegalauan Ibu Baru : ASI Tidak Keluar, Susah BAB dan Takut Kontrol Jahitan

Apa yang kami lakukan di anniversary yang pertama ini? Rasanya kami pengen jalan-jalan berdua aja, mbolang ke Kediri atau ke Malang..kayaknya bakal seru. Tapi hal tersebut terlalu egois karena saya melupakan Sakha. Hari itu kakak saya memberi ide untuk jalan-jalan ke Kampung Cokelat. Beliau juga menawarkan akan memfoto saya dan suami sepuasnya. Aduh dasar emak-emak yang lama ga narsis foto, saya tergiur dong. Akhirnya kami berempat, yaitu saya, ayah Sakha, kakak saya dan kakak ipar saya cuzz deh pergi kesana. Gimana dengan Sakha? Karena eyang uti Sakha belum mengizinkan Sakha ikut jalan-jalan karena masih terlalu kecil, akhirnya Sakha di rumah aja sama eyang utinya. Saya jadi tambah hepi dong.. :D

Baca : Kuliner dan Wisata Murah Meriah di Kediri

Kampung Cokelat ini berada di wilayah Kabupaten Blitar, tepatnya di Jl. Banteng Blorok 18 Desa Plosorejo Kademangan Blitar. Dari arah Kota Blitar ke selatan, setelah melewati jembatan Kademangan akan ada pertigaan dengan petunjuk menuju ke lokasi. Hanya sekitar 3,5 kilometer pengunjung akan sampai di lokasi.

Sampai di lokasi kami sangat kaget karena pengunjungnya ramai sekali. Sampai-sampai mobil kami harus parkir di pinggir jalan, karena tempat parkirnya emang penuh. Tarif parkir mobil saat itu adalah Rp. 5.000. Untuk tiket masuknya gratis. Saya sempat ragu, karena kata sodara yang pernah kesini harga tiket masuk Kampung Cokelat adalah Rp. 5.000 per orang. Ternyata pas kami masuk emang ga ada penjaga yang mengecek tiket. Apa karena hari itu sudah sore, jadinya emang sengaja digratiskan karena target penjualan sudah memenuhi? Mungkin saja...hehehe..
Already uploaded to instagram
Masuk area ini kami disambut lorong yang dindingnya dipenuhi pajangan cerita-cerita tentang sejarah Cokelat. Keluar dari lorong kami melihat banyak tempat duduk yang menyebar di bawah pohon Kakao yang rindang, mulai dari tempat duduk yang lesehan, dari kursi kayu sampai tempat duduk sofa. Di sebelah kanan jajaran tempat duduk terdapat Galeri Produk yang menjual aneka produk olahan cokelat dari kelompok tani di Kampung Cokelat ini. Produk andalan Kampung Cokelat ini adalah cokelat bermerk GuSant.

Di sebelah kiri jajaran kursi terdapat kebun bibit coklat dimana pohon coklat-coklat yang masih kecil ini disemai dan sudah muncul batangnya. Bagus banget buat tempat foto. Kampung Cokelat ini juga menyediakan paket wisata edukasi yang cocok untuk siswa sekolah atau PAUD. Lebih lengkapnya mungkin bisa dilihat di www.kampungcokelat.com.
Foto sama bibit cokelat
Di area ini juga terdapat kolam ikan terapi. Cukup membayar Rp. 5.000 pengunjung bisa menikmati gimana gelinya saat ikan-ikan tersebut mentutul-tutul kaki kita. Tentunya banyak manfaat dari terapi ini yaitu melancarkan peredaran darah, menenangkan pikiran dan menjaga kesehatan kulit. Namun karena saat itu ramai pengunjung, kami mengurungkan niat untuk kesana. Kami akhirnya memilih untuk menikmati Es Cokelat sambil mengobrol santai di kursi yang ada di bawah pohon Kakao. Harga es cokelat per cup nya adalah Rp. 5.000. Sebenernya banyak jenis makanan lain yang dijual di stan-stan Kampung Cokelat, antara lain es krim cokelat, pop corn cokelat, atau mie cokelat. Sayang sekali, yang tersisa untuk dijual sore itu hanya es cokelat saja.

Ga terasa hari semakin sore, saatnya kami balik ke rumah lagi. Dengan refreshing yang murah meriah sambil merayakan anniversary, rasanya hati saya sudah sangat bahagia sekali. Yuii.. untuk bahagia ga harus mahal kan.. :) Semoga kita bisa bertemu lagi di anniversary-anniversary berikutnya. Amin Ya Rabbal Alamin.