Minggu, 30 November 2014

Menitipkan Anak di Daycare??

Minggu, November 30, 2014 0 Comments
Yak! Setelah masa cuti melahirkan saya habis, saya dan suami mantab memilih mentipkan Sakha di daycare selama saya bekerja. Banyak keluarga dan teman yang mendukung, banyak juga yang menyayangkan keputusan itu. Mungkin mereka yang menyayangkan keputusan saya berpikir kalau saya itu adalah ibu yang sangat TEGA dan KEJAM, karena anak masih berumur 3 bulan sudah dititipkan. Tak jarang juga mereka menyarankan supaya Sakha diasuh oleh kakek atau neneknya. Tapi kondisi tidak memungkinkan karena kedua orang tua dan mertua saya masih sama-sama bekerja. Ada pula yang menyarankan lebih baik Sakha diasuh sendiri sama mamanya, dia bilang "Apa ga takut anak umur 3 bulan dititipkan di daycare? dia kan belum bisa ngomong, kalau diapa-apain gimana? kasian kecil-kecil udah disekolahin. Mending kamu resign aja, nanti setelah Sakha gede baru kerja lagi, kan masa kecil anak ga bisa diulang". Saya jawab kalau daycare adalah solusi terbaik keluarga saat ini dan untuk resign saya masih belum siap karena harus berdiskusi matang dengan banyak pihak dan mungkin akan menyakitkan bagi beberapa pihak :)

Ada juga yang menyarankan untuk memakai jasa ART, dia bilang "Mending pake ART aja, anak kerawat dan pekerjaan rumah juga selesai, jadi kamu ga usah capek-capek buat ngurusin pekerjaan rumah yang seabrek". Saya jawab kalau saya takut memakai jasa ART karena memang keluarga saya belum pernah memakai jasa ART. Saya juga ngeri membayangkan kalau Sakha ditinggal di rumah sendiri dengan ART, which is orang asing yang baru saya kenal. Ibu mertua juga bilang kalau mending Sakha ikut beliau saja, karena di kampuang halaman ada orang yang bisa jagain Sakha. Saya dan suami ga menyetujui saran itu, karena kami pengen ketemu Sakha tiap hari, kalau ketemunya 1 bulan sekali? bisa-bisa saya dan suami ga ngerti rasa tanggung jawab sebagai orang tua dong. Karena memang kondisi yang serba tidak memungkinkan itu, kami memilih daycare sebagai solusinya.

Untuk pemilihan daycare ini saya dan suami sudah survey jauh-jauh hari semenjak saya hamil besar. Kebetulan daycare incaran kami adalah daycare yang jaraknya cukup dekat dengan lokasi kantor, sebut saja daycare Ava. Sebenernya kami juga tau daycare ini dari temen kantor. Setelah tau banyak informasi dari teman kantor kami berinisiatif survey untuk melihat secara langsung gimana suasana disana. Kurang lebih beberapa pertanyaan ini yang saya tanyakan ke pihak daycare, semoga bisa dijadikan pertimbangan ya :
  • Berapa uang pendaftarannya, uang bulanannya, serta fasilitas apa aja yang didapatkan di daycare?
  • Anak bisa dititipkan mulai jam berapa sampai jam berapa? Misal melebihi batas waktu tersebut (Over Time), apakah ada biaya tambahan. Serta batas maksimal untuk over time itu sampai jam berapa
  • Anak dikelompokkan sesuai range usia kah? Range berapa-berapa? Dan per kelompok jumlahnya berapa?
  • Bunda atau pengajar anak di daycare minimal pendidikannya apa?
  • Berapa perbandingan jumlah bunda dan anak yang dijaga?
  • Barang apa saja yang perlu dibawa anak dari rumah? Apakah sebelum sampai daycare anak harus dimandikan dulu?
  • Apakah anak sudah dapat makanan atau snack? Berapa kali dan jam berapa saja anak mendapatkan itu?
  • Apakah ada layanan antar jemput anak atau antar jemput ASI?
  • Apakah ada pemeriksaan dokter? pijat bayi?
  • Stimulasi apa yang diberikan kepada anak? Dan apakah stimulasi yang diberikan sesuai dengan rentang usia anak?
  • Jika di suatu saat ada kondisi anak sakit ga terlalu parah apakah boleh masuk daycare? Pada saat sakit apa misal anak ga boleh masuk?
Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, tak lupa saya dan suami berkeliling ke area daycare untuk mengetahui secara lebih detail keadaan kamar-kamar, tempat bermain, dapur, kamar mandi, dll. Tujuan kami adalah untuk melihat apakah tempatnya bersih, nyaman, aman, luas atau tidak untuk anak-anak. Alhamdulillah semua pertanyaan saya di atas dijawab dengan jelas oleh supervisi di daycare. Kurang lebih begini rangkuman jawabannya :
  • Biaya yang perlu dikeluarkan untuk daycare Sakha adalah biaya pendaftaran dan SPP bulanan. Sebenernya ada paket bayar tahunan yang jatuhnya lebih murah, tapi kami memilih bulanan saja. Fasilitas yang didapat adalah : Makan 3x sehari, snack dan buah, pemeriksaan kesehatan sebulan sekali, pijat bayi & baby spa 2 minggu sekali, dan free layanan jemput ASIP.
  • Jam kerja penitipan mulai dari jam 07.00 - 17.00. Ada toleransi sampai jam 17.30. Ada yang namanya overtime (OT). Per OT dikenakan biaya 30 ribu. Batas maksimal untuk OT adalah jam 19.30.
  • Anak-anak dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu bayi dan anak. Kategori bayi adalah usia 2,5 bulan sampai minimal 1 tahun, atau menunggu sang anak bisa berjalan. Kategori anak adalah usia minimal 1 tahun sampai 3 tahun. 
  • Bunda yang mengasuh bayi minimal pendidikannya adalah D3 atau kebidanan. Sedangkan yang mengasuh anak adalah pendidikan D1 dan SMA. Sebelum bekerja di daycare, para bunda diberi pelatihan dulu atau semacam training supaya lebih bagus kerjanya.
  • Jumlah perbandingan bunda dan anak yang dijaga adalah 1 : 3. Jadi maksimal 1 bunda akan mengasuh 3 anak dalam satu hari.
  • Barang yang wajib dibawa ke daycare adalah baju ganti (minimal 3 pasang), pampers, handuk, toiletries, ASI/susu, dan botol susu. Sebenernya di daycare ini ga ada aturan apakah anak harus dimandikan dulu atau ga saat diantar, tapi kalau untuk Sakha sebisanya saya mandikan dulu.
  • Di daycare ini anak mendapatkan makan 3 kali sehari : pagi, siang dan sore. Serta mendapatkan snack dan buah untuk satu hari.
  • Daycare menyediakan layanan jemput ASIP secara gratis.
  • Permeriksaan dokter dilakukan satu bulan sekali, dan pijat dilakukan 2 minggu sekali.
  • Stimulasi yang diberikan anak adalah stimulasi sesuai usia dan perkembangan anak, karena tiap anak pertumbuhannya berbeda. Jadi misal ada si A dan B, ternyata si B di usia sekian belum bisa merangkak, maka stimulasi untuk B adalah merangkak. Setelah si B bisa merangkak, akan dilanjutkan stimulasi ke tahap berikutnya.
  • Semisal anak sakit ringan seperti flu atau batuk, diperbolehkan masuk ke daycare. Daycare akan berusaha memisahkan anak yang sakit dan tidak supaya tidak tertular. Untuk penyakit parah yang menular, semisal DB, typus, campak, anak tidak diperbolehkan masuk daycare.
Hal tersebut membuat saya semakin mantab menitipkan Sakha di daycare sewaktu saya kerja. Saya juga bilang ke pihak daycare kalau kemungkinan Sakha masuk di awal bulan November, setelah saya cuti melahirkan 3 bulan.

Di awal November sebelum saya masuk kerja, saya mampir ke daycare untuk melunasi administrasi serta untuk trial menitipkan Sakha supaya nanti ga kaget. Ga lupa saya membawa perlengkapan Sakha. Saya membawa 2 tas, tas pertama adalah untuk wadah baju ganti, pampers, dan toiletries Sakha. Sedangkan tas kedua adalah cooler bag berisi ASIP dan botol susu.

Perasaan saya pertama kali menitipkan Sakha di daycare adalah sedih. Dulu waktu awal survey daycare, saya ga membayangkan kalau menitipkan Sakha akan menjadi sesedih ini. Sedih banget, karena saya dan Sakha selama 3 bulan ga terpisahkan. Pertama kali saya menyerahkan Sakha ke bunda daycare, saya ga bisa membendung air mata. Saya nangis di daycare, padahal Sakha nya lempeng-lempeng saja dititipkan :). Bunda daycare meminta saya agar lebih sabar, karena emang hari pertama semua orang seperti saya...mellow... Lama-lama akan kuat. Karena kalau bundanya mellow, malah anaknya juga ikut mellow dan ga nyaman di daycare.

Yak, dalam hati saya berkata bahwa ini adalah pilihan hidup saya yang harus saja jalani dengan ikhlas. Saya sudah mengetahui konsekwensinya tidak bisa bertemu dengan anak sewaktu saya kerja, dan saya akan menjalani itu dengan ikhlas. Saya berjanji bahwa itu adalah air mata terakhir saya sewaktu menitipkan Sakha di daycare.  Saya berjanji akan selalu ceria melepas Sakha di daycare supaya Sakha ceria juga bermain di daycare. Saya berjanji saya akan bekerja sebaik-baiknya demi Sakha, melenyapkan segala pikiran negatif ketika Sakha tidak bersama saya. Amin, semoga saya bisa menjalani ini semua.. Semangat untuk saya dan para mommy yang senasib seperti saya! :)

Jadi apakah menitipkan anak di daycare adalah masalah? Karena menurut saya ini tidak masalah, semua tergantung kondisi masing-masing keluarga. Alangkah baiknya kita ga saling menjudge atau menyinyir kepada mommy-mommy yang menitipkan anaknya ke pengasuh, nenek kakek atau daycare. Karena kita tidak akan pernah tau dan memahami kondisi mereka yang menjalaninya.. :) Dan untuk kita yang menitipkan anaknya, jangan juga pernah menjudge ibu yang di rumah merawat anaknya sendiri itu hidupnya enak tanpa diliputi beban kerja. Kamu ga akan pernah tau gimana riweuhnya merawat anak sendiri dan juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga.. So keep calm.. It's not your life and your business.. Please respect without judging.

Baca : Plus Minus si Anak Daycare



Sumber Gambar :
Daycare : http://www.childinjurylawyerblog.com/day%20care.jpg

Minggu, 19 Oktober 2014

Happy First Wedding Anniversary dari Kampung Cokelat

Minggu, Oktober 19, 2014 0 Comments
Alhamdulillah hari ini pernikahan saya dan suami sudah berumur satu tahun. Satu tahun sudah kami hidup bersama-sama. Memang usia satu tahun ini sangat dini, belum ada apa-apanya, masih pada tahap permulaan bergelut dalam dunia rumah tangga. Tentunya pada tahap permulaan ini saya punya doa supaya pernikahan kami selalu sakinah mawadah warahmah, semoga keluarga kecil kami selalu dalam rahmat Allah SWT. Amin. Apalagi Allah SWT sudah mengirimkan malaikat kecil untuk kami, yaitu Rafasya Primahdi Sakha. Harapan untuk menjadi ibu dan ayah yang terbaik untuk Sakha merupakan hal yang akan selalu kami perjuangkan seiring bertambahnya usia pernikahan kami ke depannya.. :)

Baca : Finally, We Meet Our Little Prince!!!!

Hari ulang tahun pernikahan kami yang pertama ini jatuh pada hari Minggu. Hari dimana ayah Sakha pulang ke Blitar untuk bertemu kangen dengan keluarga. Nah di masa cuti melahirkan saya ini, ayah Sakha selalu pulang pergi Jogja - Blitar seminggu sekali. Saya merasa bahagia dan bersyukur sekali, karena hanya menjaladi LDM selama 5 hari saja dalam seminggu. Hal tersebut bisa bikin mood saya membaik saat weekend, karena saya bisa membagi kegalauan-kegalauan atau uneg-uneg saya saat menjaga Sakha kepada suami. Rasanya plong sekali.. :)

Baca : Kegalauan Ibu Baru : ASI Tidak Keluar, Susah BAB dan Takut Kontrol Jahitan

Apa yang kami lakukan di anniversary yang pertama ini? Rasanya kami pengen jalan-jalan berdua aja, mbolang ke Kediri atau ke Malang..kayaknya bakal seru. Tapi hal tersebut terlalu egois karena saya melupakan Sakha. Hari itu kakak saya memberi ide untuk jalan-jalan ke Kampung Cokelat. Beliau juga menawarkan akan memfoto saya dan suami sepuasnya. Aduh dasar emak-emak yang lama ga narsis foto, saya tergiur dong. Akhirnya kami berempat, yaitu saya, ayah Sakha, kakak saya dan kakak ipar saya cuzz deh pergi kesana. Gimana dengan Sakha? Karena eyang uti Sakha belum mengizinkan Sakha ikut jalan-jalan karena masih terlalu kecil, akhirnya Sakha di rumah aja sama eyang utinya. Saya jadi tambah hepi dong.. :D

Baca : Kuliner dan Wisata Murah Meriah di Kediri

Kampung Cokelat ini berada di wilayah Kabupaten Blitar, tepatnya di Jl. Banteng Blorok 18 Desa Plosorejo Kademangan Blitar. Dari arah Kota Blitar ke selatan, setelah melewati jembatan Kademangan akan ada pertigaan dengan petunjuk menuju ke lokasi. Hanya sekitar 3,5 kilometer pengunjung akan sampai di lokasi.

Sampai di lokasi kami sangat kaget karena pengunjungnya ramai sekali. Sampai-sampai mobil kami harus parkir di pinggir jalan, karena tempat parkirnya emang penuh. Tarif parkir mobil saat itu adalah Rp. 5.000. Untuk tiket masuknya gratis. Saya sempat ragu, karena kata sodara yang pernah kesini harga tiket masuk Kampung Cokelat adalah Rp. 5.000 per orang. Ternyata pas kami masuk emang ga ada penjaga yang mengecek tiket. Apa karena hari itu sudah sore, jadinya emang sengaja digratiskan karena target penjualan sudah memenuhi? Mungkin saja...hehehe..
Already uploaded to instagram
Masuk area ini kami disambut lorong yang dindingnya dipenuhi pajangan cerita-cerita tentang sejarah Cokelat. Keluar dari lorong kami melihat banyak tempat duduk yang menyebar di bawah pohon Kakao yang rindang, mulai dari tempat duduk yang lesehan, dari kursi kayu sampai tempat duduk sofa. Di sebelah kanan jajaran tempat duduk terdapat Galeri Produk yang menjual aneka produk olahan cokelat dari kelompok tani di Kampung Cokelat ini. Produk andalan Kampung Cokelat ini adalah cokelat bermerk GuSant.

Di sebelah kiri jajaran kursi terdapat kebun bibit coklat dimana pohon coklat-coklat yang masih kecil ini disemai dan sudah muncul batangnya. Bagus banget buat tempat foto. Kampung Cokelat ini juga menyediakan paket wisata edukasi yang cocok untuk siswa sekolah atau PAUD. Lebih lengkapnya mungkin bisa dilihat di www.kampungcokelat.com.
Foto sama bibit cokelat
Di area ini juga terdapat kolam ikan terapi. Cukup membayar Rp. 5.000 pengunjung bisa menikmati gimana gelinya saat ikan-ikan tersebut mentutul-tutul kaki kita. Tentunya banyak manfaat dari terapi ini yaitu melancarkan peredaran darah, menenangkan pikiran dan menjaga kesehatan kulit. Namun karena saat itu ramai pengunjung, kami mengurungkan niat untuk kesana. Kami akhirnya memilih untuk menikmati Es Cokelat sambil mengobrol santai di kursi yang ada di bawah pohon Kakao. Harga es cokelat per cup nya adalah Rp. 5.000. Sebenernya banyak jenis makanan lain yang dijual di stan-stan Kampung Cokelat, antara lain es krim cokelat, pop corn cokelat, atau mie cokelat. Sayang sekali, yang tersisa untuk dijual sore itu hanya es cokelat saja.

Ga terasa hari semakin sore, saatnya kami balik ke rumah lagi. Dengan refreshing yang murah meriah sambil merayakan anniversary, rasanya hati saya sudah sangat bahagia sekali. Yuii.. untuk bahagia ga harus mahal kan.. :) Semoga kita bisa bertemu lagi di anniversary-anniversary berikutnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Selasa, 30 September 2014

Kegalauan Ibu Baru : ASI Tidak Keluar, Susah BAB dan Takut Kontrol Jahitan

Selasa, September 30, 2014 0 Comments
Saya masih belum bisa move on dari ingatan waktu melahirkan Sakha, gimana prosesnya sangat sakit akibat salah mengejan sehingga bidan harus membuat jalan lahir buatan. Hal tersebut membuat jahitan di jalan lahir sangat banyak dan tentunya membuat saya sangat galau. Banyak kegalauan yang saya rasakan ketika menjadi ibu baru. Selain saya takut jahitan tak kunjung sembuh, saya juga harus berjuang menyusui Sakha. Kenapa menyusui harus berjuang? bukannya tinggal buka bra dan langsung aja tancepin di mulut Sakha, udah beres kan? :D Pengennya juga begitu shay..tapi harapan tak seindah kenyataan. Di waktu melahirkan dua hari saya di RS, pada waktu itu tak setetespun ASI saya keluar untuk Sakha. Padahal saya rajin nyusuin Sakha setiap 2 jam sekali. Keluarga yang berkunjung terutama ibu dan bumer saya selalu bilang "Metu ta ASImu? kok ga netes.. mesakne bocahe yen ga ngombe.. wes dikek'i susu sapi ae.." (baca : Keluar ta ASImu? kok ga netes.. kasihan anakmu kalau ga minum.. udah dikasih susu sapi aja..) Saya sedih sekali mendengar kata-kata itu. Sebelum saya lahiran saya bertekad bulat akan menyusui anak saya, saya sudah share itu ke ibu dan bumer. But, kenapa tidak didukung? Wajar banget,, mungkin beliau-beliau ketakutan kalau Sakha akan kelaparan atau kekurangan gizi,,but,, atau mungkin beliau-beliau berkaca pada pengalamannya dulu bahwa susu ber merk mahal adalah segalanya bagi anak? I don't agree anymore!

Baca : Finally, We Meet Our Little Prince!!!!

Untungnya saya melahirkan di RS yang pro ASI, perawat ga lelahnya memberi saya semangat untuk rajin menyusui Sakha dan memberi saya vitamin pelancar ASI. Perawat juga ga lelahnya menjawab pertanyaan-pertanyaan saya seputar ASI, makanan apa yang harus saya konsumsi agar ASI lekas keluar, dan stimulasi apa yang harus saya lakukan. Puji syukur juga saya mempunyai suami yang selalu mendukung saya. Saya menjelaskan kepadanya bahwa bayi baru lahir akan memiliki cadangan makanan yang dia dapat dari plasenta di rahim ibu. Dengan cadangan makanan itu bayi akan mampu bertahan selama 3 hari tanpa makan/minum. Namun bayi tetap membutuhkan kolostrum (ASI yang keluar di awal) sebagai zat penting untuk imunitas bayi. Saya dan suami juga tutup kuping soal komentar-komentar para tamu yang menyarankan untuk segera memberi Sakha susu sapi. Cukup sudah!

Baca : Mau Lahiran Di Rumah Sakit Mana???

Hari ketiga setelah Sakha lahir, kami pulang dari RS. Di rumah seharusnya saya bisa lebih tenang, tapi ternyata tidak. Banyak pikiran yang berkecamuk di otak saya, selain masalah jahitan, masalah ASI, sekarang masalah BAB. Saya belum BAB selama 3 hari dan saya takut sekali untuk mengawalinya. Ceritanya saya punya riwayat ambeyen, itu disebabkan dulu ketika sedang hamil saya susah sekali untuk BAB tapi saya tetap memaksanya. Alhasil terjadilah pembengkakan itu! Dulu saya ga kepikiran dengan obat yang namanya "Microlax". Kenapa pikiran saya ga terbuka untuk searching2 obat macam itu, padahal itu sangat membantu, saya sangat menyesal. :( Saya cuma bisa berdoa semoga kegalauan saya segera selesai dan saya kembali tenang. Rupanya Allah menjawab doa saya, ASI saya keluar. Alhamdulillah setidaknya hilang satu kegalauan saya. Saya masih ingat sekali momen bahagia saat ASI pertama kali keluar, seharian saya senyum-senyum sendiri.
Berikan ASI pada anak minimal selama 6 bulan ya :)
Ibu dan mertua saya sangat senang mendengar ASI saya keluar. Alhamdulillah beliau-beliau akhirnya mendukung Sakha full ASI. Saya ga ingin menarget terlalu jauh diri saya, seenggaknya saya mau Sakha lulus ASI ekslusif 6 bulan. Setelah 6 bulan kan Sakha udah mulai maem, jadi pertumbuhan Sakha bisa terbantu zat gizi dari makanan. Masalah ASI sudah beres, lalu apa kabar saya yang belum BAB? Jujur setelah melahirkan saya ga ada hasrat untuk BAB, beneran ga ada kebelet-kebeletnya. Atau mungkin di alam bawah sadar saya sudah takut akan sakitnya BAB. Ibu menyarankan untuk bangun pagi dan melakukan gerakan senam kecil-kecilan supaya otot-otot saya lemas sehingga saya punya hasrat untuk BAB. Saya udah melakukannya, namun sayang ga ada efeknya secara nyata. Akhirnya saya pake cara alami yaitu perbanyak makan pepaya. Sehari mungkin saya habis sekitar setengah buah pepaya besar. Perjuangan saya membuahkan hasil di hari ke 5 setelah lahiran. Perut sudah mulai mulas tapi output tak kunjung keluar, jadilah saya menggunakan senjata ampuh "Microlax".
Susah BAB? di microlax-in aja
Alhamdulillah dengan itu saya bisa BAB dengan nyaman. Tetapi jangan sampai ini menjadi ketergantungan, dalam arti saya harus menjaga pola makan saya dengan makanan banyak serat, dan tak lupa menjaga pola hati saya agar selalu merasa bahagia dan positif thinking :)

Apa kabar jahitan saya setelah BAB? Saya ga berani mengintipnya apalagi mengeceknya menggunakan kaca..huhu..saya takut jahitan saya ga jadi karena saya banyak polah. Saya menunggu 2 hari untuk harap-harap cemas karena hari ke 7 adalah waktunya ke bidan untuk kontrol jahitan. Ketakutan saya terjawab di hari itu, bidan bilang bahwa jahitan saya memang belum kering. Ya Allah,, ngilu rasanya. Agak lega karena yang belum kering hanya sebagian kecil saja. Bidanpun memberi cairan anti septik untu dioleskan supaya tidak ada kuman yang tumbuh, dan supaya jahitan lekas kering. Alhamdulillah kontrol jahitan tidak semenakutkan seperti yang saya bayangkan. Bayangan akan dijahit ulang pun hilang seketika. Terimakasih ya Allah. Mungkin ketiga hal tersebutlah yang menjadi momok kegalauan ibu yang baru melahirkan. Semoga cerita saya dapat memberikan semangat untuk ibu-ibu yang lain supaya selalu berpikiran positif dan selalu berdoa. Bahwa Allah selalu membantu hambaNya. Semangat ibu! Buah hati mu bergantung padamu :)
Be positive ya!
Sumber Gambar :
ASI : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_k8oRqmsCXDHU4xNsqp2MSUWTGIjWUN2BcERBPpbkF8DJwG_4Lxa1vfCv3FdM_gYIyI-idNOiDB8p2ZjHciNlpapkR8Aqve2vdZYbqI4mD7JWD5we7UXC9vIsv69VDggW5_k-UKz8P8t-/s320/asi-eksklusif.jpg
Microlax : http://assets.klikindomaret.com/products/20048747/20048747_1.jpg
Keep Calm : Pinterest

Jumat, 15 Agustus 2014

Finally, We Meet Our Little Prince!!!!

Jumat, Agustus 15, 2014 0 Comments
Hari itu tanggal 10 Agustus 2014, ga ada firasat apa-apa sebelumnya. Hari-hari ini saya sibuk bener, buat ngurus surat pindah KK. Ampun dah, udah hampir punya anak tapi saya dan mas bojo belum punya KK, di KTP pun statusnya masih BELUM KAWIN (tepok jidat). Setelah berpisah dengan mas selama seminggu (balik ke jogja dia), di hari itu mas tetep ngengkel mau pulang ke blitar, katanya sapa tau lahirnya lebih cepat daripada hpl. Ya saya izinin deh pulang, saya juga kangen pisan..hehehe..

Pagi ga ada tanda-tanda mau lahiran, saya minta tolong mas buat nganter ke Polres Blitar buat ngurus SKCK yg akan dilampirkan buat ngurus surat pindah. Ceritanya saya mau ikut mas, jadi warga Probolinggo. Jadi karena pindah kota maka harus ada lampiran SKCK dari Polres. Setelah SKCK jadi kira-kira saya dan mas nunggu kurang lebih 2 jam, saya lanjut maem bakso rejeki yang enak itu. Nyampai rumah saya tidur. Bangun tidur saya merasa tidak enak, kayak ngerasa bassssssaaaah banget gitu di daerah miss V. Saya kira cuma keputihan aja. Bangun dari tempat tidur saya pengen ke toilet, lha tiba-tiba kok airnya berasa deras ngalir ke lantai. Untungnya saya pernah baca artikel tentang ketuban pecah dini. Dan tanda-tanda saya menunjukkan demikian. Langsung saya membangunkan mas supaya siaga ngantar ke rumah sakit. Tas perlengkapan saya & perlengkapan dedek yg sudah saya siapkan terpaksa ditinggal dulu karena saking 'gupuh' nya tergesa-gesa. Mikirnya juga ga papa jarak RS sama rumah ga terlalu jauh. Dan kami ke RS naik motor dong..seru sekali :D

Baca : Mau Lahiran di RS Perlu Bawa Tas Isi Apa Yaa??

Nyampai di RS saya dan mas langsung pesan kamar 1A sesuai rencana pas survey dulu. Saya diantar ke kamar bersalin pakai kursi roda. Sampai disana saya bilang ke suster kalau ketuban saya pecah. Langsung saya diminta masuk ke kamar bersalin, berganti baju pasien & berbaring. Ga lupa saya dikasih gelang pasien. Bidan di RS ini tanggap2 banget pokoknya. Bidan mengecek apakah sudah ada pembukaan atau belum, ternyata belum ada pembukaan sama sekali dan saya juga belum merasakan kontraksi sama sekali. Setelah bidan 'mengobok-ngobok' saya itu aliran ketuban yg pecah itu semakin deras..huhuhuhu..saya diminta tidur miring, akan lebih baik kalau miring ke kiri. Setelah bidan memeriksa apakah ada bukaan atau tidak, dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah saya & denyut jantung dedek. Alhamdulillah hasilnya semua masih normal.


Bidan bilang dengan kasus ketuban pecah dini, maksimal 24 jam setelah ketuban pecah si dedek harus dilahirkan karena kalau tidak akan terjadi infeksi yg akan membahayakan dedek & ibunya. Setiap jam bidan memeriksa ketuban saya. Karena ketuban saya ngalirnya tambah deras tapi belum juga ada bukaan, bidan akhirnya meminta bantuan dokter untuk solusinya. Karena hari itu hari Sabtu, dokter Fitri ga praktek, cuma ada dokter Bambang. Ya sudah seadanya dokter saja saya manut. Dokter memberikan instruksi pada bidan supaya menunggu setiap jam mengecek suhu badan saya. Kalau suhu badan lebih dari 37,5 derajat maka nanti langsung dikasih drip atau induksi, karena di suhu tersebut bisa jadi suhu pasien terkena infeksi. Misal belum sampai dengan suhu tersebut, maka harus menunggu 12 jam dari jam pecahnya ketuban.

Setiap jam mbak bidan yg sabar memeriksa suhu badan saya, sampai 12 jam menunggu, suhu badan saya hanya sekitar 36 derajat. Akhirnya mbak bidan tanya ke dokter lagi apa yg harus dilakukan, apakah harus menunggu lagi? Dokter menyarankan untuk langsung diinduksi saja. Jadilah hari minggu jam 3 pagi saya diinduksi pake infus. Sebelum dilakukan induksi, saya dan mas diminta untuk menandatangani surat perjanjian. Selain itu saya juga diminta untuk melakukan tes HIV/Aids. Setelah darah saya diambil, saya dikasih infus drip itu. Pertamanya speednya rendah, lama-lama mbak bidan menambah speednya agar terjadi kontraksi. Gimana rasanya? Suakiiiiiiiiiit. Sakit banget ya Allah. Saking sakitnya saya jadi ndak doyan makan, terus 'ndlemiming' bilang 'aduh-aduh sakit'. Perut rasanya sakit, tetep disuruh berbaring ke kiri. Rasanya pengen ngeden, tapi ngeden sebelum bukaan 10 sangat dilarang. Diinduksi jam 3 pagi, jam 9 pagi dicek sudah bukaan 4. Lalu jam 10.30 sudah bukaan 10. Alhamdulillah akhirnya proses persalinan akan dimulai juga.

Nasib ya nasib, dokter Bambang bilang harus menangani pasien operasi cesar. Akhirnya saya ditangani bidan. Alhamdulillah juga soalnya yg nangani jadinya cewek semua. Bu bidan Anis memberi instruksi kepada saya untuk ngeden kalau udah kerasa pengen ngeden banget, tapi ngedennya harus ngeden kayak mau pup. Selain itu saya diminta ambil nafas panjang. Dasar saya yg sudah lemes gara-gara kontraksi plus ga ada tenaga gara-gara ga doyan makan, akhirnya saya ambil nafasnya pendek terus ngedennya salah pula..huhuhuhu. Bener saya ambil nafas panjang setelah itu tapi tetep ga kuat buat ngeden lama. Waktu menunjukkan pukul 10.50 siang, setengah jam berselang bayi saya juga ga kunjung keluar. Akhirnya ada satu bidan yg membantu saya mendorong dari atas. Tetep aja saya ngedennya lemah. Padahal mas udah bilang si kepala dedek sudah keliatan. Huhuhuhu..rasanya lemes, rasanya pingin nangis, rasanya udah ga kuat, rasanya pengen SC aja. Tapi semua orang di ruangan sana menyemangati saya, terutama suami saya. Tindakan selanjutnya bidan memperlebar jalan lahir dedek dengan cara digunting. Saya pun mengeden kayak mau pup dgn sekuat tenaga. Dan itupun bayi saya belum keluar juga, padahal juga udah dibantu didorong dari atas..huwaaaaaaaa...sedih banget. Akhirnya bu bidan Anis bilang "Ayo mba semangat mba, habis ini percobaan yg terakhir lho mba, kalau tetep ga bisa berarti harus ditangani dokter dengan divakum!". Deeeeng..saya ga mau bayisaya divakum, dan alhamdulillah dengan tekad itu akhirnya bayi saya keluar. Alhamdulillah ya Allah. Segala syukur saya ucapkan.

Selesai melahirkan, proses penjahitan pun dimulai. Rasanya sakit waktu dijahit. Dan bu bidan bilang ada sekitar 12 jahitan. Sakit itu sudah ga terasa ketika proses IMD, dimana bayi saya diletakkan di atas dada saya untuk mencari puting susu. Saya sangat senang, walaupun bagian V saya dijahit waktu itu, tapi saya fokus di bayi saya. Lucu banget anak saya. Ternyata panjang nya 50 cm dengan berat 3,8kg. Makanya dek, sulit nya ngeluarin sampeyan..hehehe.. atas kesepakatan saya dan suami, dedek kami beri nama Rafasya Primahdi Sakha. Yg memiliki arti pemimpin yg berkedudukan tinggi namun dermawan. Semoga Sakha menjadi anak yg sholeh, pintar, & selalu membanggakan orang tua. Amin.
Wajahmu ketika baru lahir nak :*

Selasa, 05 Agustus 2014

Perkembangan Dedek Part 3

Selasa, Agustus 05, 2014 0 Comments
Ga kerasa kehamilan saya sudah memasuki trisemester akhir, dimana perut jadi semakin gede, semakin gampang capek, kaki jadi gampang bengkak, nafsu makan semakin menjadi-jadi namun buang air besarnya jadi sulit. Memasuki bulan ke 8 ini dokter menyarankan untuk kontrol sebulan 2 kali alias 2 kali seminggu dan ketika memasuki usia kandungan 9 bulan disarankan kontrol seminggu sekali.



30 Minggu
Di kontrol kali ini berat badan saya naik 1 kg menjadi 69kg dengan tekanan darah 120/80. Keluhan di minggu ini tetap seperti minggu sebelumnya yaitu sembelit dan kaki bengkak. Kata dokter itu normal dan tetap mewejangi saya supaya banyak makan buah dan sayur. Oh ya posisi bayi saya sudah ga sungsang lagi saat ini. Berat badan bayi saya naik 400gram menjadi 1900gram. Tetep aja gede..hehehe..dokter sekarang ga bilang apa2 sih soalnya saya udah lakuin diet nasi & gula..hehehe..tetep aja berat babynya naik banyak..hehehehe. oh ya dokter mengingatkan kalau saya lebih baik mengikuti senam hamil supaya kondisi kesehatan selama kehamilan lebih fit karena saya kan banyak duduk. Di kontrol kali ini saya juga menanyakan HPL baby saya, apakah mengikuti HPL yg tertera di USG atau dihitung dari tanggal terakhir mens. Ternyata tetap dihitung dari tanggal terakhir mens yaitu 15 Agustus 2014.

32 Minggu
Sesuai perkataan dokter, 2 minggu kemudian saya balik kontrol. Berat badan saya tetep 69kg dengan tekanan darah 120/80. Yang mengejutkan walaupun berat badan saya ndak naik, tapi berat badan dedek naik jadi 2100 gram..huhuhu..tetep overweight nih.. :D Tambah mengejutkan lagi posisi dedek kembali sungsang. Padahal saya udah ikut senam hamil seminggu sekali sesuai dengan saran dokternya. Haduh saya jadi kepikiran, soalnya kandungan dah masuk usia 8 bulan, trus babynya ukurannya gede, sungsang pula. Pesimis bisa normal. Tapi dokter ariesta bilang saya disuruh nungging sehari 5 kali, masing2 selama 5 menit agar posisi adek berubah. Lalu akan dicek 2 minggu lagi. Dokter bilang masih ada harapan kok buat ganti posisi dedeknya soalnya ketuban saya masih mencukupi. Oh ya di kontrol saat ini saya menanyakan apa boleh ibu hamil gede puasa, dokter bilang ga papa boleh2 aja, asal sahur dan bukanya dengan makanan yg seimbang gizinya. Horeee..saya boleh puasa romadhon donk ya, moga ga bolong..amiiin.

34 Minggu
Kontrol yang saya tunggu2, karena saya ingin melihat posisi dedek apakah masih sungsang atau engga. Saran dokter untuk rajin nungging udah saya lakukan. Alhamdulillah posisi dedek sudah ga sungsang lagi, kepala sudah di bawah. Padahal saya stop senam hamil dan hanya ngikutin saran dokter buat nungging2. Ohya sekarang berat badan saya 70kg, dengan tekanan darah 110/70. Padahal saya puasa lhoooo kok beratnya malah naik. Yg lebih ngagetin berat badan dedek naik 500 gram jadi 2600gram. Dokternya udah geleng2 kepala. Saya tanya kenapa kok bisa gede gitu dok padahal ayah bundanya ndak gede dan padahal saya udah ngurangin konsumsi gula & puasa. Dokternya bilang mungkin memang udah genetiknya dia gede. Ya apa mau dikata, disyukuri aja asal dedek sehat selalu walau dengan jalan lahir apapun. Saya tanya ke dokter dengan kondisi bayi besar apa bisa melakukan persalinan normal, dokternya bilang semua tergantung kondisi ibunya. Misal panggulnya lebar, bisa aja lahiran normal. Sedikit lega saya, karena banyak yg bilang panggul saya lebar.

36 Minggu
Di kontrol kali ini merupakan kontrol terakhir saya di jogja, karena memang saya dan mas merencanakan akan lahiran di blitar supaya dekat dengan keluarga. Berat badan saya turun 500gram menjadi 69,5kg dengan tekanan darah 110/70. Tapi ga ngaruh sama berat badan dedek yang terus bertambah menjadi 2800gram. Kabar gembiranya kepala dedek udah masuk panggul. Saya disuruh banyakin jalan kaki untuk mengurangi bengkak di kaki saya. Pada kontrol kali ini saya berpamitan dengan dokter dan perawatnya, dan ga lupa mengucapkan banyak terimakasih karena sudah banyak membantu dan menjawab pertanyaan2 kami. Tak lupa dokter memberikan surat history kesehatan saya dan hasil USG terakhir supaya nanti bisa ditunjukkan ke dokter kandungan yang ada di blitar.

37 Minggu
Setelah galau menimbang-nimbang dokter mana yang akan kami pilih di blitar, apakah dokter Wayan, Jamil atau Fitri. Akhirnya saya dan mas mantab memilih dokter Fitri, ya alasan utamanya karena beliau perempuan..hehehe.. selain itu saya dan mas jg merencanakan akan lahiran di RSK Budi Rahayu, kebetulah dokter Fitri praktek disana juga. Kontrol pertama saya di dokter Fitri seperti biasa saya ditimbang dan ditensi sebelum di USG. Sebelumnya saya ga lupa memperkenalkan diri kalau sebelumnya saya periksa di jogja tapi rencana lahiran di blitar. Dokternya ternyata ramah bener, asik diajak ngobrolnya, setiap pertanyaan saya dan mas pasti dijawab. Berat badan saya turun sekilo menjadi 68,5 dengan tekanan darah 100/70. Eh tapi dedeknya berat badannya meningkat drastis jadi 3200gram..hohohoho. Dokternya ketawa aja tau saya terkesima dengan berat debay. Saya tanya supaya berat badan dedeknya ga naik banyak gimana, dokter bilang suruh ngurangin gula. Beliau juga bilang saya diharuskan ngatur makanan, karena kalau engga bb bayinya nanti pas lahiran bisa gede banget. Tapi dokternya sedikit menenangkan hati karena beliau bilang posisi dedek bagus, sudah turun ke panggul dan panggul saya besar. Insya Allah bisa lahiran normal. Amin. Dokternya bilang saya suruh balik kontrol ntat deket2 HPL aja, tapi saya tetep periksa minggu depannya..hehehe.. :p

38 Minggu
Dah 9 bulan lebih usia kandungan saya. Rasanya deg2an menanti kapan bayi ini akan lahir. Masuk 38 minggu ini saya periksa lagi ke dokter fitri. Jujur aja sebenernya saya cuma pengen tau berat badan dedeknya..hehehe..karena saya udah menjaga pola makan saya..semoga berat badan dedek naiknya sedikit sehingga ga kebayang buat operasi cesar. Alhasil karena menjaga pola makan berat badan saya turun jadi 68kg dengan tekanan darah 120/80. Dedek juga cuma naik 100gram jadi 3300gram..hehe..lega rasanya..lumayan 3,3 kg kan ga terlalu besar. Dokter juga mendukung untuk lahiran normal. Semangaaat..

Sabtu, 26 Juli 2014

Mau Lahiran Di Rumah Sakit Mana???

Sabtu, Juli 26, 2014 4 Comments
Pertanyaan itu sering ditanyakan ibu saya, mau lahiran di rumah sakit mana? Budi Rahayu, Mardi Waluyo, Aminah atau Syuhada Haji?? Maklum di blitar cuma ada 4 rumah sakit itu aja..hehehe.. It's time to survey..tanya-tanya ke temen-temen tentang pengalaman mereka pas lahiran dulu.

Sebelum pulang kampung ke blitar untuk cuti melahirkan, saya banyak contact temen-temen yg kebetulan baru lahiran. Rata-rata mereka merekomendasikan RSK Budi Rahayu. Selain itu saya juga tanya ke sodara-sodara saya siapa tau ada temannya yg punya pengalaman lahiran di beberapa rumah sakit tersebut. Mereka rata-rata juga bilang ke RSK Budi Rahayu saja, walaupun rumah sakit swasta tapi pelayanannya bagus, daripada rumah sakit sebelah yg perawatnya kurang sabar lah, dikit-dikit langsung operasi cesar lah, yg babynya dikasih sufor lah. Saya tidak menyebutkan lho RS yg mana..hehehe.. ga ada maksud menjelekkan dan merekomendasikan salah satu RS tsb, ini hanya sekedar pengalaman dan sharing saya saja.. (peace...:)

Karena saya saking penasarannya ttg perkataan temen-temen, setiba di blitar saya dan mas langsung survey ke RSK Budi Rahayu. Kalau ga salah hari jumat siang. Datanglah kami ke RS, setelah parkir motor saya dan mas langsung ke bagian informasi untuk menanyakan kalau kita mau survey kamar dan tanya2 kalau mau lahiran disini itu gimana? Mas resepsionisnya ramah bener, dia bilang sebenernya ke bagian KIA, tapi karena KIAnya lagi tutup jadi langsung ke Paviliun 1 aja, tanya bidan yg lagi jaga disana. Setelah mas resepsionisnya ngasih petunjuk arah Paviliun 1, kami langsung tancap kesana.

Sampe Paviliun 1 kami lgsg menemui bidan jaga. Bidannya ramah bener. Kami menceritakan maksud kedatangan kami. Rencana kami akan melahirkan ke rs ini. Semua hal yg ingin saya tanyakan untungnya udah saya catet. Saya tanyakan semua yg pertanyaan-pertanyaan tsb. Bidannya menjawab dengan ramah banget..hohoho.. Jawaban dari point yg saya tanyakan sangat memuaskan sekali.

Untuk lahiran di rs ini seenggaknya kita periksa lah minimal 1 kali, entah itu di dokter atau di KIA(bidan) supaya dokter/bidan tahu bagaimana keadaan kehamilan kita. Untuk lahiran di rs ini ternyata ada 2 opsi apakah akan ditangani bidan atau dokter. Biasanya kalau kandungannya ga ada masalah alias normal pihak rs akan menawari jasa bidan terlebih dahulu, namun semua kembali ke customer. Apakah rs ini pro asi? Sebenernya pertanyaan itu yg paling penting bagi saya. Dan ternyata rs ini sangat pro sekali..hehehe.. bayi akan cuma diberi asi saja pada waktu selesai dilahirkan. Rs ini juga mendukung program IMD. Jadi jika kondisi bayi dan ibu sama-sama sehat akan dilakukan proses IMD, yaitu bayi diletakkan di dada ibu agar dia mencari puting ibu dan menghisap puting ibu, supaya kolostrum dpt diminum bayi. Rs ini juga mendukung rawat gabung, jadi bayi boleh berada 1 kamar dengan ibu, sehingga lebih mudah untuk disusui. Wow..itu semua jawaban yg saya inginkan..hehehe..

Selanjutnya kami bertanya soal harga kamar dan kira-kira berapa estimasi biaya jika lahiran secara normal maupun cesar. Mbak bidan menyarankan kami untuk menanyakan langsung di bagian kasir supaya lebih jelas. Kami juga menanyakan apakah untuk melahirkan di rs ini harus booking dulu atau gimana, ternyata ga ada sistem booking, jadi langsung datang aja dan suster menjamin pasti dapat kamar. Soal kamar yg paling bagus fasilitasnya disini adalah tipe VIP B, dengan fasilitas AC, kulkas, tv, jemuran, dispenser, kamar mandi dalam, bed untuk penunggu, sofa untuk tamu, dan makan pasien. Di bawahnya ada tipe 1A yg minus AC dan kulkas. Saya dan mas berniat kalau ga pake tipe VIP B ya 1A. Sebelum berpamitan dengan mbak bidan, saya minta ditunjukkan kamar tipe VIP B. Lumayan lah kamarnya tipenya memanjang gitu, kamarnya bersih. Kamipun berpamitan dengan mbak bidan tak lupa mengucapkan banyak terimakasih.
Sebelum saya dan mas pulang dari rumah sakit tak lupa kami mampir di bagian kasir/pembayaran untuk tanya-tanya masalah harga kamar. Bagian kasir ini tak kalah ramah juga orangnya..hehehe..semua yg saya temuin hari ini ramah dah orang-orangnya. Kami menanyakan untuk tipe VIP B berapa kisaran biaya jika melakukan persalinan normal atau cesar dengan menggunakan jasa dokter. Sang kasir pun langsung mencari struk pembayaran pasien melahirkan, beliau bilang untuk normal dikisaran 6 juta dan untuk cesar di kisaran 14 juta. Woooow..mahal ya ternyata. Tapi ga papa mahal sedikit asal service memuaskan (menurut saya)..hehehehe..

Semakin mantab lah pilihan saya untuk melahirkan di rs ini. Semoga semuanya berjalan lancar. Jadi engga sabar nunggu due date nya..hohoho..dokter bilang sih due date tanggal 15 Agustus. Pingin rasanya lahiran normal. Semoga bisa merealisasikan, semoga bayi saya lahir sehat sempurna, ibunya juga sehat. Amiiiinnn.. semangat granit!!!

Sabtu, 24 Mei 2014

Perkembangan Dedek Part 2

Sabtu, Mei 24, 2014 0 Comments
Akhirnya sampailah kami di jogja. Kota baru kami untuk mengais rejeki. Sesuai dengan rekomendasi dokter Candranita, saya dan mas lanjut kontrol di dokter Ariesta yg praktek di Rskia Sadewa. Setelah muter2 ga jelas, akhirnya nemu juga Rskia Sadewa itu. Tempatnya di daerah babarsari, nyempil gitu di pinggir kali..hehehe.. tapi rumah sakitnya gede sih.


20 Minggu
Pada kontrol kali ini saya dan mas memperkenalkan diri dgn dr. Ariesta kalau dpt rekom dari dr. Candranita di bali. Dokternya asik, lucu, & ramah. Seperti biasa usg dilakukan dan hasilnya berat badan baby tetap 324 gram. Dari hasil usg juga tidak keliatan adanya kelainan sebab kemarinnya dibuat naik pesawat..hehehe.. Berat badan saya juga tetep 63 kg dengan tekanan darah 120/80.

24 Minggu
Ga kerasa sudah 24minggu usia kehamilan saya, memasuki 6bulan. Seperti biasa setiap bulan saya melakukan kontrol. Baru tau kalau di rskia sadewa ink bisa daftar lewat telpon. Soalnya pas pertama kali kesini saya dapat antrian nomor 20..wowww.. Akhirnya di kontrol kedua di rs ini saya booking lewat telpon. Hasil usgnya mengejutkan, si jabang baby tambah endut aja, sekarang beratnya dia 800gram. Normalnya sih 600graman..hehehe. Dokter bilang saya disuruh mengurangi karbohidrat. Ya manut aja lah. Berat badan saya naik drastis 3 kg menjadi 66kg..hihi..mungkin karena saya di jogja ngemil terus secara harga makanan murah ndak kayak di bali..hehehe. Tekanan saya turun jadi 110/70. Di kontrol kali ini dokter memberi resep vitamin dha & kalsium.

28 Minggu
Sebulan berikutnya dilakukan kontrol bulanan lagi. Dari hasil usg dapat diketahui berat badan baby saya sudah 1500gram..wowww..tetep aja kegedean..huhu..padahal saya sudah melakukan diet nasi. Tambah sedih posisi bayi saya sungsang. Jadi khawatir, udah beratnya kegedean, sungsang pula.. :( jadi kebayang operasi cesar.. :( Berat badan saya naik 2kg jadi 68kg dengan tekanan darah 120/80. Dokterpun masih ngasih resep yang sama yaitu vitamin dha & kalsium. Masuk usia kandungan 7bln ini kaki saya mulai bengkak, kata dokter itu ndak papa hanya penumpukan cairan, wajar orang hamil kayak gitu. Selain itu saya mulai sulit bab, dokter nyaranin banyak makan sayur dan buah. Oh ya di usia kehamilan 7 bulan ini juga dilakukan test darah di laboratorium untuk melihat penyakit calon ibu. Hasilnya alhamdulillah semua normal seperti gula darah, hb, hbs ag, leukosit dll. Di usia kehamilan masuk 7 bulan juga merupakan usia yg pas untuk melakukan USG 4 dimensi, rencananya saya dan mas mau coba usg di lab paramita jogja. Dokter juga berpesan agar saya mengikuti senam hamil & pada usia kandungan menginjak 8 bulan kontrol dilakukan sebulan 2 kali.


Selasa, 20 Mei 2014

USG 4 Dimensi

Selasa, Mei 20, 2014 0 Comments
Alhamdulillah usia kehamilan saya sudah memasuki 7 bulan. Usia kandungan segini konon lagi pas-pasnya buat dilakukan USG 4D. Saya dan mas semangat sekali pengen lihat wajah dedek, pengen lihat gerakannya di dalam rahim saya, pengen lihat organ-organ dedek tumbuh sempurna..hohoho..

Baca : Perkembangan Dedek Part 1

Kami masih bingung mau lakukan USGnya dimana, apakah di rskia sadewa, rs happyland, atau di laboratorium. Banyak temen sesama ibu hamil yg bilang kalau USGnya jangan sampe lebih dari 7 bulan karena air ketubannya semakin sedikit, sehingga kita ga bisa liat pergerakan dedek dengan jelas. Akhirnya setelah survey kesana kemari akhirnya kami memantabkan hati untuk USG ke Pramita Lab. Selain karena ada temen kerja yg USG disana dan bilang kalau peralatan USG disana paling up to date dan dapat paketan lengkap seperti hasil usg print, rekap medis dan vcd gerakan dedek, saya juga sreg karena pas saya survey2 lewat telpon operatornya ramah bener. Walaupun harganya agak sedikit mencekik, tapi kalau pelayanan dan hasilnya memuaskan kenapa engga. Saya udah males dijudesi oknum perawat-perawat yg kerja di rs umum..hihihi.. :p (maafkan)

Baca : Perkembangan Dedek Part 2

Prosedur USG 4D di Pramita Lab sangat simpel, kita tinggal telpon aja lho. Bilang ke operator kalau kita mau USG 4D. Operatornya ngecek jadwal yg available kapan. Selanjutnya operator menghubungi kita jadwal yang tersedia kapan. Pada hari dan jam yg dijadwalkan, kita tinggal datang menyebutkan nama dan kebutuhan kita apa. Ceritanya saya dapet jadwal hari Senin jam 19.00. Pulang kantor cepet, mandi, maem, langsung habis maghrib tancap ke Pramita Lab deket UGM sana.

Baca : Perkembangan Dedek Part 3

Nyampe tujuan saya langsung disambut dengan bapak satpam untuk menunjukkan cara mengambil nomor antrian customer service. Setelah menunggu sebentar saya menemui mbak CS yg ramah dan bilang apa kepentingan saya. Langsung embaknya memverifikasi berkas pendaftaran saya dan nota untuk USG ini dan selanjutnya dikasih ke bagian kasir. Saya dipanggil lagi di bagian kasir untuk melakukan pembayaran, selanjutnya saya dan mas disuruh menunggu dokternya di ruang tunggu. Ruang tunggu nya nyaman bener, kursinya empuk berhadapan dengan taman dan kolam ikan.
Beberapa saat kemudian dokternya datang, saya lupa nama dokternya..hehehe..yg pasti cewek dan beliau adalah dokter spesialis radiologi. Setelah selesai berbincang-bincang kenalan sebentar, dokternya mulai melakukan USG. Ternyata pertama-tama dilakukan USG 2 dimensi dulu untuk mengetahui letak posisi yg pas dari dedek. Baru setelah nemu posisi yg pas, USG 4D nya diaktifkan. Dokter nemerangkan kalau berat badan dedeknya besar tapi masih diambang normal, selain itu memperlihatkan organ-organ dedek yg tumbuh normal. Dokter juga bilang kalau dedeknya berjenis kelamin cowok. Selain itu dokter juga bilang kalau posisi dedek masih sungsang..huhuhu..

Tahap yg ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, dokter udah nyalain fungsi 4D di mesin USGnya. Dokter mulai merekam gerakan-gerakan dedek. Sayang posisi dedek ga gitu bagus, dia lagi asik duduk 'mekokok' sambil nutupin wajahnya..huhuhu..sedihnyaaaaa.. Saya dan mas kan pengen liat wajah dedek :( Mengetahui raut kekecewaan muka saya, dokternya ngasih kesempatan saya jalan-jalan dulu sembari beliau nerima pasien berikutnya. Siapa tau posisi adek berubah, gitu kata beliau. Hwaaaaa saya seneng banget dong, akhirnya saya jalan-jalan sebentar muterin taman di deket ruang tunggu sambil ngajak ngobrol dedek. "Ayo dek tolong ubah posisinya, bunda sama ayah pengen liat wajah dedek", sambil ngelus2 perut.

Selesai muterin taman sambil ngobrol sama dedek, dokter mempersilahkan saya masuk lagi ke ruangan setelah pasiennya keluar. Kembali dokter meraba2 perut saya dengan alat USG dan mengaktifkan fitur 4D nya. "Ini lho mbak sudah keliatan, dedeknya lagi ngantuk nih". Hihihi betapa senang saya ngeliat dedek lagi "angop" karena ngantuk lalu beberapa saat kemudian dedek ngucek-ngucek matanya..huwaaaaa..lucuuu. Ga lupa doker men-capture moment itu. Selain itu saya juga bs ngeliat dedek berangkat bobok, dia "ngelonin" plasenta saya dibuat guling sama dia...hwaaa...lucu bangeeeet.. :) Saya juga bisa liat wajah dedek dengan jelas, nyempluk banget pipinya..huwaaaa...
Dedek lagi bobok ngelonin plasenta :')
Alhamdulillah saya dan mas lega bisa liat dedek berkembang dengan baik. Saya dan mas selanjutnya disuruh menunggu di lobby untuk mengambil hasil dari USG ini. Hasil USG terdiri dari print2an serta VCD berisi foto dan video pergerakan dedek. Setelah selesai, kami langsung pulang. Seneng banget rasanya bisa melihat wajah dedek. Semoga ke depan nya proses melahirkannya lancar dan dedek sehat selalu. Bunda dan ayah ga sabar ketemu dedek..muach..muach..


Kamis, 20 Maret 2014

Perkembangan Dedek Part 1

Kamis, Maret 20, 2014 0 Comments
Alhamdulillah saya positif isi. Rasanya seneng banget. Antara percaya dan engga. Antara siap dan ngga siap..hehehe..yang pasti saya dan mas bersyukur banget sudah diberi kepercayaan oleh yg di Atas. Ceritanya setelah test pack untuk kedua kalinya saya langsung periksa ke dokter. Dapet rekomendasi dari temen periksa ke dokter Candranita di RS Primamedika. Setelah bertemu dan ngobrol2, ternyata dokternya enak, komunikatif & slalu jawab pertanyaan2 saya dan mas dengan sabar. Berikut perkembangan dedek di trisemester pertamanya ^_^…

4 Minggu 2 Hari
Ini pertama kali saya periksa ke dokter. Dari hasil usg dokter menyatakan kalau sudah muncul kantong bayinya, tapi belum muncul tanda2 ada baby karena memang usianya masih dini banget. Dokter berpesan saya harus makan makanan bergizi, minum susu hamil. Intinya agar babynya berkembang. Karena kalau baby ga berkembang bisa2 dikiret..huhuhu. Dokter menargetkan setiap bulan berat badang saya harus naik 1kg. Sekarang berat badan saya 59kg dengan tekanan darah 100/70. Oh ya di pemeriksaan ini dokter menanyakan tanggal terakhir haid. Dan beliau menetapkan tanggal 15 agustus 2014 sebagai hari perkiraan lahir. Agar kantong kandungan kuat, dokter memberi resep asam folat.

9 Minggu 1 Hari
Ini kedua kali saya ke dokter. Seperti biasa, dilakukan usg. Di usia kehamilan sekarang baru keliatan jabang bayinya, bukan hanya kantong bayinya aja kayak bulan kemarin. Berat badan saya tetap 59kg dengan tekanan darah 120/80. Dokternya agak marah nih karena berat badan saya ga naik. Saya bilang kalau saya mulai mual2 hebat & ga doyan maem nasi. Dokter nya bilang 'jangan manja mbak, itu cuma godaan'. 'Sebenernya bisa diakalin mba, kamu makan banyak di saat kamu ga ngerasa mual. Untuk nasi, kan bisa diganti dengan karbohidrat tipe lain', begitu kata dokternya..hehehehe. Saya cuma manggut2 aja. Di pemeriksaan kali ini beliau memberi resep vitamin dan dha untuk diminum satu kali sehari.

13 Minggu 2 Hari
Pada bulan berikutnya saya periksa ke dokter lagi. Hasil usg menunjukkan berat baby sudah 88 gram. Berat badan saya naik 1kg menjadi 60kg dengan tekanan darah 100/70. Dari hasil usg tsb menyebutkan kalau tanggal HPL berubah menjadi 12 Agustus 2014. Dokter menyatakan kalau air ketuban saya cukup & posisi plasenta sudah pas. Dokter memberikan 3 jenis obat, yaitu vitamin, dha, & kalsium.

17 Minggu 6 Hari
Pada bulan berikutnya, janin di rahim saya sudah berusia 17minggu 6 hari dengan beratnya 252 gram. Dokter bilang beratnya agak over, tapi masih di batas normal. Normalnya sih 190 gram'an..hehehe..Mungkin gara2 saya sering makan es krim ya..hehehe. Berat badan saya naik 1kg lagi menjadi 61kg dengan tekanan darah 100/70. Di pemeriksaan kali ini dokter bilang kalau kemungkinan jenis kelamin babynya cowok..hehehe. Selain melihat jenis kelamin, dokter juga memperlihatkan perkembangan tulang belakang, kaki, tangan, kepala nya dedek. Alhamdulillah semua berkembang. Di kontrol kali ini juga dilakukan vaksin TT2. Dulu yg pertama kan waktu mau nikah. Oh ya di kontrol kali ini saya dan mas jg bilang ke dokter kalau mau mutasi ke jogja, berangkat tanggal 23 Maret 2014. Dokter menyarankan untuk kontrol lagi sebelum berangkat ke jogja buat liat kondisi terakhir sebelum terbang ke jogja, sekalian memberi rekomendasi dokter di jogja dan memberikan surat keterangan kehamilan untuk ditunjukkan nanti pada saat naik pesawat.

19 Minggu 4 Hari
Sebelum berangkat ke jogja, saya dan mas kontrol terakhir ke dokter candranita sekalian pamitan juga. Di kontrol kali ini berat badan saya naik 1kg menjadi 62 kg dengan tekanan darah 120/80..wowwww..padahal baru 2 minggu lho dah naik sekilo aja. Berat badan dedek kali ini 324 gram dan HPL usg maju menjadi 10 Agustus 2014. Tetep ya sedikit over weight..hehehe..maklum lagi gegara ibuknya seneng yg manis2. Di pemeriksaan kali ini dokter candranita memberikan rekomendasi dokter untuk kontrol di jogja nanti. Selain itu beliau juga memberikan surat keterangan hamil untuk disertakan saat melakukan penerbangan ke jogja nanti. Setelah selesai, saya dan mas berpamitan dan mengucapkan terimakasih selama ini sudah banyak membantu pemeriksaan dan konsultasi kehamilan. :) Untuk yg lagi di bali dan lagi hamil, kontrol lah ke dokter candranita, recommended..hehehe.. :D

Semoga di kontrol berikutnya semua berjalan lancar, semoga kepindahan ke jogja membawa berkah. Amin.. ^_^