Tampilkan postingan dengan label unexpected. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label unexpected. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 September 2017

Hati-Hati Penipuan Berkedok Kupon Berhadiah!

Jumat, September 01, 2017 4 Comments
 
Kali ini saya pengen cerita kronologi percobaan penipuan yang dilakukan sebuah PT, sebut saja PT Abal-Abal. Ceritanya di suatu sore yang cerah, saya, Sakha dan ayahnya pergi ke tempat cetak foto yang terletak di suatu jalan di kota Jogja, sebut saja Jalan Bunga. Selesai memarkir kendaraan, di area parkiran tersebut kami dihampiri oleh embak2 yang bilang kalau kami mendapatkan kupon berhadiah dalam rangka ulang tahun PT Abal-Abal ke 16. Voucher itu masih dalam keadaan tersegel. Si embak bilang nanti ada dua kemungkinan hasil yang keluar, yaitu "Ucapan Terimakasih, Maaf Anda Belum Beruntung" atau "Voucher makan & Grand Prize". Kalau dapet hasil yang kedua, si kupon bisa ditukarkan voucher makan KFC plus kami akan berkesempatan mendapatkan grand prize berupa motor, mobil, logam mulia dan banyak hadiah yang lain. 

Sejujurnya saya tertarik sama voucher makan KFC nih. Si embak bilang kalau ingin voucher makan ini, kami harus ikut ke kantornya untuk mengambilnya. Dengan ikut ke kantor dan membuka vouchernya, si embak bilang dia akan mendapatkan beasiswa untuk kuliah dari kantornya. Karena alasan kemanusiaan saya pengen membantu si embak, apalagi si embak ngomongnya memelas gitu, saya jadi tak tega. Jadi saya ambil satu kupon deh. Setelah saya membuka kupon yang saya pilih, keluarlah hasil yang kedua. Saya bilang ke ayah Sakha lumayan lho dapet voucher makan di KFC. Dengan wajah terpaksa, ayah Sakha menemani saya berjalan menuju ke kantor si embak buat ambil voucher. Di perjalanan menuju kantornya ini si embak menunjukkan satu halaman penuh potongan koran yang memuat tentang iklan gebyar hadiah dalam rangka ulang tahun PT Abal-Abal ini. Ada gambar mobil, motor, logam mulia, emas, dan lain sebagainya yang sama seperti si embak ucapkan di awal pertemuan tadi.

Kantor si embak ini berada ga jauh dari tempat cetak foto tujuan kami. Kira-kira ga sampe 5 menit berjalan kami udah nyampe disana. Kami disambut sangat manis dengan beberapa pegawai yang stand by di kantor. Pertama sampe sini saya udah agak curiga, soalnya kantornya minimalis banget. Nyampe sana kami langsung dipersilahkan masuk ke dalam ruangan si supervisor. Yang aneh lagi, saya mendengar ada musik bervolume keras di bagian resepsionis. Tambah aneh lagi, saat kami menunggu sang supervisor datang, mereka menutup rapat pintu ruangan itu. Di dalam ruangan itu hanya terdapat satu meja, tiga kursi, dan spanduk yang ditempel di dinding tentang gebyar hadiah ulang tahun PT Abal-Abal yang mirip dengan iklan yang saya lihat di potongan koran tadi. Selain itu di sisi dinding yang lain terdapat pajangan foto-foto hasil penyerahan hadiah pihak PT Abal-Abal kepada pemenang, plus ada foto aparat kepolisian yang mengawasi proses penyerahan hadiah itu.. Wowww..

Nah saat duduk menunggu supervisor ini ayah Sakha langsung gerak cepat. Beliau langsung buka hp dan search di google dengan keyword PT Abal-Abal ini. Di halaman pertama hasil pencarian google muncul judul artikel "Dugaan penipuan mengatasnamakan PT Abal-Abal". Langsung hp ayah Sakha disodorkan ke saya. Kami saling memberi kode. Sambil menunggu si supervisor datang, ada embak2 lain yang datang menyuruh saya tanda tangan serah terima voucher makan KFC. Sayang ternyata nominal vouchernya cuma 10.000 cuy, takkira 50.000 gitu kek...hahaha.. Jadi menyesal kenapa mau digiring ke kantor PT ini.. :D Dapetlah saya voucher 10k ini..wkwkwk..

Wait, kami tidak terbebas begitu saja. Sang supervisor pun datang menjelaskan bahwa kami berkesempatan mendapatkan hadiah grand prize dengan memilih kupon undian tambahan. Sama seperti kupon yang pertama, kupon yang kedua ini juga terdapat dua kemungkinan hasil, yang pertama "Ucapan Terimakasih, Maaf Anda Belum Beruntung" dan yang kedua adalah "Gambar hadiah yang tertutup kotak hitam yang harus digosok". Sang supervisor pun mengeluarkan kertas yang berisikan list hadiah yang didapat. Dia menjelaskan minimal hadiah yang akan didapat adalah uang tunai 20 juta rupiah dan maksimal hadiahnya adalah mobil Toyota Sienta. Saya pun dipersilahkan mengambil kupon undian tambahan itu, bodohnya saya kok ya manut aja ya..wkwkwk.. Saya cuma pengen proses ini semua cepat selesai..

Ternyata setelah saya buka, kupon saya berisikan gambar kotak hitam yang harus digosok. Si supervisor itu pun menjelaskan syarat dan ketentuan yang berlaku, yaitu salah satu hadiah di dalam list ini akan menjadi milik kami apabila saya membayar biaya iklan sebesar 11.999.000 rupiah.. Dengan membayar biaya segitu, apabila setelah digosok muncul gambar mobil maka saya akan langsung dapet mobil.. Begitu lah kata si supervisor yang sangat pandai speak-speak itu..

Si supervisor pun mulai bertanya tentang KTP saya, untungnya dompet saya ketinggalan di mobil jadi aman bilang ga bawa KTP. Si supervisor pun berkali-kali bertanya apakah hadiah mau diambil. Jika hadiah diambil, dia akan mempersiapkan berkas-berkasnya. Saya udah bilang ga mau ambil, tapi si supervisor ini tetap mendesak saya.. (Supervisor : S, Emak Sakha : G).

S : Bu, jadi gimana bu, Ibu menjadi salah satu yang beruntung lho bu. Cukup membayar 12 juta ini ibu sudah bisa mendapatkan salah satu hadiah yang ada di list ini..
G : Waduh mba, ga usah mba..
S : Ga usah gimana bu, iya emang kalau 12 juta tunai kan pasti ibu ga ada. Tapi kalau di ATM pasti ada kan bu..
G : (zzzzzzz..mulai mangkel) Ga ada mba, ini anak saya baru mulai masuk sekolah biaya nya banyak. Saya ga ada biaya segitu.. Maaf ya mba..
S : Oh jadi ibu terkendala masalah biaya ya?
G : Iya mba, saya ga mau ambil..
S : Kalau gitu, gimana kalau ibu cukup membayar 20% dari biaya itu saja. Jadi sekitar 2 juta yang harus ibu siapkan. Pasti ada kan?
G : Hmm..maaf ga ada juga e mba, ya ini tadi mba, anak saya mulai masuk sekolah jadi kebutuhannya banyak. Saya ambil voucher KFC nya deh mba, lumayan buat beliin es krim anak saya (mulai berani bahas es krim soalnya tadi di awal ada embak2 pegawainya yang bilang "Alhamdulillah ya dek, dapet voucher KFC bisa buat beli es krim")
S : (mulai merasa sebal) Bu, ayolah dipikirkan lagi. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini. (mulai ganti sasaran ke ayah Sakha) Ayolah Pak, ambil ya Pak bisa dapet mobil lho Pak Bu..
G : (mulai males plus takut kalau tiba-tiba digendam, langsung beranjak dari tempat duduk) Saya sudah punya mobil e mba. Maaf ya mba, saya ambil voucher KFC nya aja (sambil langsung menyalami si supervisor dan pegawai-pegawainya yang lain untuk pamitan)
S : (no komen dengan wajah males)
G : (bahagia bisa terbebas dari ruangan tertutup itu) :D
Waaaah.. rasanya kami bersyukur banget bisa keluar dari kantor PT Abal-abal itu. Di jalan kami langsung googling artikel tentang modus penipuan PT ini. Ternyata banyak juga korban yang berhasil tertipu. Berdasarkan kisah orang lain di kaskus, ada yang sampai menggesek kartu debitnya dan membayar uang 11 juta. Dia merasa seperti sedang digendam atau dihipnotis sehingga tanpa kesadaran penuh melakukan proses tanda tangan di atas materai. Selesai tanda tangan dia juga merasa terperdaya sehingga langsung menggesek kartu debitnya itu. Selesai menggosok kupon hadiahnya, ternyata dia hanya mendapat sejumlah alat kesehatan yang ternyata sudah tercantum di list hadiah namun tulisan hadiah itu diletakkan di urutan tengah-tengah list supaya konsumennya terkecoh. Harga asli alat tersebut jauh banget di bawah 11 juta. Woww.. serem juga ya...

Yuhuuu begitulah secuil pengalaman kami tentang modus penipuan kupon berhadiah. Semoga dari kisah ini kita bisa menjadi individu yang bisa lebih berhati-hati dan waspada. Berikut saya coba bagi tips supaya terhindar penipuan semacam ini :
  1. Ingat bahwa untuk dapet hadiah itu prosesnya ga gampang lho. Zaman sekarang ga ada easy money di dunia ini, kecuali warisan. Hari gini ada orang atau perusahaan bagi-bagi kupon hadiah gratis? Nama perusahaannya aja ga familiar di telinga kita lho. Masak kita ga patut curiga? :D
  2. Harus tegas dengan petugas lapangan yang membagikan kupon undian. Jangan sekali-sekali bilang "iya saya mau kuponnya" kepada mereka. Mending kita belajar menolak secara halus. Kalau misalnya petugas itu memaksa kita untuk menerima kupon, ya mending kita langsung lari aja atau meminta pertolongan orang di sekitar.
  3. Ingatlah, kalau suatu perusahaan memberi hadiah biasanya merekalah yang akan menanggung segala bentuk pajak dan tetek bengeknya. Ga ada ceritanya kita harus bayar uang dulu baru bisa dapetin tuh hadiah. Kalau gitu brarti mereka ga ikhlas buat kasih hadiahnya..mending buat situ aja deh barangnya.. :p
  4. Selalu berdoa ya guys. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan dan dijauhkan khususnya dari tindakan penipuan ini dan dari tindakan kriminalitas pada umumnya.
Mungkin sekian dulu ya sharing tentang penipuan berkedok kupon ini. Hayo hayo, apakah ada dari teman-teman pembaca yang mempunyai pengalaman ya mengenakkan seperti yang terjadi pada kami ini? Ditunggu sharing nya ya.. ^_^

Sumber gambar :
Judul : http://blog.laruno.com/wp-content/uploads/2016/08/S_3749426348715.jpg

Jumat, 04 Agustus 2017

Cerita Sakha Ngamar Di Rumah Sakit

Jumat, Agustus 04, 2017 0 Comments
Kali ini langit kelabu sekali lagi menghampiri keluarga kami. Yes kabar duka datang lagi, saya sampai mellow sendiri kok ya masih ada kejadian ga mengenakkan yang menimpa Sakha. Parahnya kejadian itu terjadi saat mendekati hari ultah Sakha. Masih ingat kan tahun lalu Sakha jatuh dari motor, kepalanya kejedug lis jendela dan musti dijahit.. Kami sangat sedih sekali..


Nah kali ini sekali lagi kami melakukan kesalahan dan kecerobohan sebagai orang tua. Sampai saya sedih sendiri, orang tua macam apa kami? Masih aja sering kebobolan dan lengah saat menjaga Sakha. Jadi ceritanya kami sudah bagi tugas, bahwa yang bertugas memandikan Sakha saat hari aktif adalah ayah Sakha, sedangkan saya mandi duluan kemudian menyiapkan kebutuhan saya untuk ke kantor.

Selesai berganti baju untuk bersiap diri berangkat ke kantor, saya menyiapkan pula handuk, minyak telon dan parfum yang akan dipakai Sakha saat berganti baju. Selesai memandikan Sakha, ayah Sakha masih sibuk dengan bak mandi, sedangkan saya masih sibuk dengan handuk Sakha di ruang tengah. Saat lengah itulah, selesai mandi Sakha langsung lari ke arah saya, keset cuma sebentar. Alhasil Sakha kepleset karena di kakinya masih ada bekas air, dan apesnya kepalanya duluan membentur lantai. Walaupun kepala Sakha membentur lantai yang dilapisi evamat, tapi saya yakin kalau benturan itu sakit banget karena Sakha sampai menangis histeris.

Setelah meredakan tangisan Sakha, Sakha udah kelihatan ceria lagi. Aktifitas pagi pun kami lakukan seperti biasa. Sakha berangkat ke daycare dengan ceria, kami berangkat kerja dengan tenang. Tapi saat siang hari tiba, bunda daycare bilang kalau Sakha muntah, demam tinggi dan lemes. Langsung lah kami bawa Sakha ke RS. Sempat galau juga mau bawa ke RS mana akhirnya kami bawa Sakha ke RS X walaupun lokasinya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Dengan pertimbangan kalau dibawa ke RS Y yang lebih dekat, Sakha belum pernah periksa disana sama sekali takutnya malah lama prosesnya. Kalau dibawa ke RS Z, RS tersebut tidak bekerja sama dengan asuransi yang kantor kami gunakan. Kalau mau reimburse pasti prosesnya ruwet. Jadilah Sakha kami bawa ke RS X tadi.


Sampai di RS X pihak resepsionis menyarankan agar Sakha dibawa ke UGD supaya penanganannya cepat, karena di jam itu ga ada dokter anak yang available. Sampai di UGD Sakha diperiksa. Kami takut banget karena Sakha ga kayak biasa, dia lemes banget plus suhu badannya 38.5. Dokter UGD pun mengobservasi dengan memberikan obat penurun panas. Setengah jam setelah Sakha minum obat demam, dia malah muntah lagi, demam pun tak kunjung turun. Di saat yang sama, ada dokter anak yang sudah praktek. Dokter UGD pun berkonsultasi dengan dokter anak tersebut. Akhirnya beliau-beliau menyarankan untuk dilakukan observasi lebih lanjut di RS, dengan kata lain Sakha harus opname di RS ini. Sebelumnya beliau-beliau menyarankan Sakha untuk CT Scan terkait dengan benturan di kepalanya. Kenapa CT Scan? Karena Sakha masih kecil, belum bisa mengeluh kalau pusing atau merasakan ga enak di kepalanya. Dengan CT Scan juga bisa diketahui apakah ada ketidaknormalan pada otak anak.

Percobaan CT Scan pertama pun dilakukan, namun hasilnya gagal. Sakha heboh panik saat ditidurkan di ranjang CT Scan. CT Scan pun ditunda, karena untuk CT Scan pasien harus dalam keadaan tenang atau tidur. Dokter bilang kalau nanti akan dilakukan CT Scan lagi. Supaya Sakha tidur nanti akan ada obat tidur yang harus diminumkan ke Sakha. Keluar dari ruang radiologi, Sakha lanjut observasi di ruang rawat inap. Sebelumnya dia meronta-ronta saat dipasang infus. Perawat gagal memasang infus di tangan kiri Sakha, alhasil tangan kanan Sakha ditusuk lagi. Pilu banget rasanya..

Kami ingin memakai bangsal rawat inap Kelas 1, namun sayang kamar tidak tersedia. Alhasil kami memakai bangsal rawat inap Kelas 2, sekamar berisi empat orang. Rasanya beneran ga enak banget satu kamar diisi banyak orang sakit. Walaupun tetangga sekamar kami ramah-ramah namun kadang standart kebiasaan yang tidak sama dengan kami membuat kami memendam jengkel.

Ga jengkel gimana coba. Di saat pasien anak tetangga sekamar kami baru saja menginjakkan kaki di ranjang rawat inap, sang ibu malah asik video call'an untuk siaran ke seluruh sanak saudaranya dan ke seluruh teman-temannya kalau anaknya lagi dirawat di RS X ini. Padahal saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 dimana harusnya itu adalah waktu untuk pasien istirahat. Saya sampai menghitung berapa kali si ibu video call an malam itu, total sampai 7 kali! Hal itu juga diulangi di siang hari keesokan harinya saat semua pasien anak tidur, si ibu tadi juga mengulangi aksinya bervideo call'an ria! Sementara anaknya yg sakit dikasih mainan HP supaya anteng.. zzzz.. Karena kebisingan itu Sakha dan pasien anak lain kebangun dari tidur siangnya.

Okelah daripada ngomongin kelakukan ibu itu yang bikin gemes, dilanjut lagi cerita Sakha selama opname di RS ini. Sakha mulai rawat inap hari Rabu sore hari. Saya resume dah cerita Sakha rawat inap per harinya.. Cekidot..

Rabu Sore
Sakha masih lemes, tapi senengnya dia doyan makanan RS. Namun sayang selesai makan dia malah muntah-muntah lagi. Obat anti mual dan antibiotik injeksi pun diberikan. Sakha sempat histeris banget saat perawat menyuntik sedikit antibiotik ke tangannya, untuk diketahui apakah ada alergi atau tidak. Sakha udah trauma banget sama yang namanya jarum suntik.

Selesai diberikan obat anti mual dan antibiotik, Sakha malah diare. Ga tau pasti penyebab diare ini. Apakah dari obat atau dari kebersihan kamar. Kalau dari makanan, Sakha cuma makan makanan dari RS saja. Mengetahui Sakha diare, dokter lebih fokus ke diare Sakha dari pada observasi tentang benturan kepala Sakha. Rencana CT Scan hari itu menjadi wacana.

Kamis
Sakha sudah tidak muntah-muntah lagi, tapi diare masih aja keluar mulai pagi sampai siang. Kadar pupnya udah encer banget. Perawat memberi obat lacto B dan zinc. Selesai minum itu alhamdulillah diare Sakha sudah sembuh.

Kabar gembira datang, kamar Kelas 1 sudah ready. Alhamdulillah Sakha bisa pindah kamar ke Kelas 1. Sekamar berisi dua orang pasien, lebih tenang dan nyaman. Alhasil kami semua bisa tidur nyenyak. Selang berapa jam setelah pindah kamar, berita kelanjutan CT Scan datang. Rencananya Sakha akan di CT Scan lagi, tapi sebelumnya Sakha harus diminumi obat tidur dulu biar tenang.

Sakha sukses minum obat tidur sekitar pukul 17.00. Drama banget saat nyuruh Sakha minum obat tidur ini, sampai perawatpun turun tangan. Kami obat tidur Sakha bereaksi lama banget. Yang ada malah selesai minum obat ini Sakha semakin aktif ga bisa dikontrol. Capek beraktifitas, sekitar pukul 21.00 Sakha sudah mengantuk. Saya goyang-goyangkan kepala Sakha, saya gelitikin kaki Sakha, dia tidak bereaksi. Langsung saya kontak perawat untuk membawa Sakha ke ruang radiologi. Sampai ruang CT Scan, lagi-lagi Sakha kebangun saat ditidurkan. Percobaan kedua CT Scan kedua pun gagal lagi.

Perawat menyarankan untuk membawa Sakha CT Scan lagi saat Sakha udah mulai tidur pulas. Sekitar pukul 03.00 Sakha udah bobok pulas. Kami gelitikin dia juga engga bangun, lanjut kami hubungi perawat lagi buat bawa Sakha ke ruang radiologi. Perawat menggeledek ranjang Sakha ke ruang CT Scan, kemudian kami memindahkan Sakha ke ranjang CT Scan. Tapi tetep aja lagi-lagi Sakha kebangun. Percobaan CT Scan ketiga pun gagal lagi.

Kami sempat dilanda putus asa. Perawat bilang akan menyampaikan kejadian kegagalan ini kepada dokter spesialis syaraf. Jadi kami balik lagi ke kamar untuk istirahat.

Jumat
Pagi ini dokter syaraf ada jadwal visit Sakha, beliau bilang kalau dari tanda-tanda fisiknya Sakha masih normal, ga ada kejanggalan. Trus kami ditanya apakah kepala Sakha sering membentur sesuatu. Kalau kepala sering membentur sesuatu sebaiknya dilakukan CT Scan supaya jelas diketahui apa efek dari benturan tersebut. Rencananya dokter akan memberikan obat tidur yang dosisnya ditambah, berharap supaya Sakha bisa anteng saat di CT Scan.

Sekitar pukul 14.00 Sakha minum obat tidur. Kali ini obat tidur diminum di ruang radiologi. Sakha meronta-ronta saat diminumi obat. Kami kewalahan sekali karena sebagian obat tersebut ada yang dilepeh Sakha. Alhasil obat tidur yang ditambah dosisnya ini tidak bereaksi sama sekali. Fiuhhh.

Sedih banget kami, karena untuk melakukan CT Scan perlu perjuangan yang ekstra keras. Saya sungkan juga sama suster dan petugas bagian radiologi, karena berkali-kali rencana CT Scan Sakha gagal. Kami ingin banget lekas keluar dari rumah sakit, tapi karena harus menjalani CT Scan yang tertunda ini jadinya kami tetap harus stay disini.

Perawatpun menyarankan untuk dilakukan CT Scan nanti malam saat Sakha tidur alami. Kami pun mengiyakan, dengan berat hati misal nanti malam Sakha gagal lagi melakukan CT Scan lebih baik kami pulang dan CT Scan bisa dilakukan lain kali saja.

Malam harinya sekitar pukul 20.00 Sakha sudah kelihatan tidur nyenyak. Sebelumnya yang menggendong Sakha ke ruang radiologi adalah ayahnya, kali ini gantian saya yang menggendong. Sampai ruang CT Scan, kami meminta lampu dimatikan. Selain itu perawat melapisi ranjang CT Scan dengan selimut supaya tidak dingin. Saat saya meletakkan Sakha di ranjang itu, ternyata Sakha hanya melek sebentar kemudian tidur lagi. Betapa bahagianya kami semua!

Petugas radiologi pun dengan cekatan melakukan proses CT Scan. Kira-kira setelah lima menit menunggu, proses percobaan CT Scan keempat ini berhasil dilakukan. Terimakasih buat semua petugas dan perawat yang membantu :'D *terharu

Bagian radiologi bilang kalau hasil CT Scan ini akan selesai sekitar pukul 21.00 tergantung dokter radiologinya ready atau engga. Kami pun balik ke kamar lalu istirahat.

Sabtu
Pagi ini perawat bilang kalau hasil CT Scan sudah ready. Hasilnya sudah dikirimkan ke dokter syaraf dan dokter anak. Kami bertekad supaya hari ini kami bisa checkout dari RS ini sebelum pukul 12.00, karena batas akhir checkout adalah pukul 12.00. Selebihnya biaya kamar harus dibayar penuh.

Kenapa kami bertekad untuk checkout? Karena Sakha sudah membaik, tidak ada tanda-tanda lemas, muntah, demam dan diare lagi. Sakha juga sudah mulai aktif, kewalahan sekali kalau lihat dia aktif tapi masih terpasang infus di tangannya.

Kami mengutarakan ingin pulang paksa ke perawat jaga. Perawat bilang sebaiknya menunggu dokter visit dulu. Akhirnya dokter anak yang ditunggu pun datang. Beliau bilang di otak Sakha terjadi pembengkakan, selanjutnya bisa kontrol ke dokter syaraf karena kami minta pulang.
Namun sayang dokter syaraf yang kami tunggu tak kunjung membalas, padahal jam sudah hampir menunjukkan pukul 12 siang. Ya mungkin karena hari ini hari Sabtu dan dokter tersebut ga ada jadwal visit. Akhirnya sekali lagi kami meminta pulang paksa ke perawat. Rencananya setelah pulang kami ingin konsultasi tentang hasil CT  Scan ini ke dokter syaraf lain yang masih available, supaya lebih cepat.
Setelah dilakukan mediasi akhirnya pihak rumah sakit memberikan surat permintaan pulang paksa. Kamipun menandatanganinya. Sebelum pulang kami membayar tagihan rawat inap secara tunai. Pikir kami supaya lebih cepat dari pada menunggu proses verifikasi yang lama. Toh ujung-ujungnya setelah verifikasi uang kami tetap dikembalikan kan..hoho.. Akhirnya kami pulaaaaanng... senangnyaaa..

* * *

Sampai rumah kami search di internet ga ada dokter syaraf yang praktek di hari Sabtu. Akhirnya kami memutuskan untuk ke dokter syaraf keesokan harinya. Keesokan harinya saat diperiksa dokter Sakha ga takut sama sekali. Selesai melakukan cek fisik Sakha, dokter kemudian memeriksa hasil CT Scan beserta catatan dari radiologi. 

Benar memang catatan radiologi ada hasil Oedema Cerebri. Namun dilihat dari foto CT Scan dokter mengatakan kalau pembengkakan di otak Sakha masih normal, dengan kata lain masih ringan. Tidak ada tanda-tanda pendarahan di sana. Strukur tengkoraknya pun normal. Beliau bilang insyaAllah tidak terlalu serius, asal Sakha dijaga benar supaya kepalanya tidak boleh terbentur lagi. 

Pemeriksaan fisik Sakha pun hasilnya baik, tidak ada tanda-tanda pupil besar sebelah. Tidak ada tanda-tanda motorik Sakha mengalami gangguan. Puji syukur Alhamdulillah kami tenang sekali mendengarnya. Terimakasih ya Allah...

Sekian cerita saya yang super duper panjang sekali. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari pengalaman buruk kami ini. Semoga kita sekeluarga semua selalu diberi kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT. Amiin. Oh ya jangan lupa selalu sediakan keset yang 'keset' supaya saat selesai mandi kaki si kecil tidak basah. Thanks for reading yaaa.. ^_^

Sumber gambar :
Title : http://www.allinhindi.com/wp-content/uploads/2015/08/Comedy-Story-in-Hindi1.jpg

Senin, 08 Mei 2017

Ketika Si Kecil Kesleo

Senin, Mei 08, 2017 0 Comments
Yuhu, apa kabar semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat semuanya. Kali ini saya mau curhat lagi boleh kan ya.. Ceritanya Sakha baru kena musibah lagi ini. Saya sedih banget kok ada aja ya tingkah polah Sakha yang bikin jantung emaknya ini hampir copot..huhu.. Setelah dulu Sakha pernah dijahit, trus pernah juga matanya mengeluarkan darah, sekarang tangan Sakha yang kesleo.. :( Semoga dengan musibah ini kamu jadi lebih berhati-hati ya toleku sayang..

Baca : Duka Itu Datang Lagi...

Baca : Ama Panik Lagi! ;(

Ceritanya Rabu pagi tanggal 19 April pagi hari setelah mandi, saya kaget banget liat siku tangan kiri Sakha bengkak. Saya tanya ke Sakha kenapa, dia bilang kalau Sakha jatuh di daycare. Saya minta dia jelasin kronologinya tapi Sakha ga bisa jelasin, cuma ngomong kalau jatuh aja. Saya was-was juga karena kemarin malam Sakha sempat terpeleset pas saya ajak belanja di Pamella. Pas kepleset itu posisi tangan kirinya masih menggandeng ayahnya. Jadi kayak ngangkat gitu tangannya. Akhirnya pagi itu saya cuma kompres tangan Sakha dengan air dingin plus kasih Trombopob jel. Berharap nanti siang ada perubahan.

Sampai di daycare saya menjelaskan ke bunda pengasuh kalau Sakha bilang jatuh di daycare. Bunda daycare juga bingung soalnya ga melihat gimana jatuhnya Sakha, trus Sakha juga ga nangis dan rewel. Akhirnya di daycare tangan kiri Sakha diolesin minyak tawon supaya nyerinya berkurang.

Baca : Menitipkan Anak di Daycare??

Karena hari Rabu itu saya dan ayah Sakha ada banyak kerjaan di kantor, alhasil rencana  untuk membawa Sakha ke dokter batal. Akhirnya diputuskan Sakha akan dibawa ke dokter untuk keesokan harinya. Hari Kamis siang saya udah daftar dokter di JIH via whatsapp. Sakha dapet antrian nomer 5 dengan jadwal jam 18.30. Selesai maghrib kami langsung cuzz ke JIH.

Okay, ternyata dokternya datang telat. Hal tersebut mengakibatkan waktu kontrol Sakha semakin malam saja. Kami masuk ke ruang periksa sekitar jam 19.45. Ini pertama kali kami ke dokter tersebut. Beliau sangat kominukatif. Setelah memeriksa Sakha beliau menyarankan untuk melakukan rontgen. Beliau juga memberikan resep obat anti nyeri yang harus diminum 3 kali sehari.

Sialnya saat perawat menelepon ke bagian radiologi, ternyata alat rontgennya lagi dimaintenance dan ga tau selesainya kapan. Otomatis Sakha ga bisa rontgen hari itu juga dong! Perawatnya bilang besok suruh coba telepon lagi ke JIH untuk mengetahui alat rontgennya sudah ready atau belum. Dokter juga memberikan dua surat rekomendasi pemeriksaan :
  1. Rekomendasi rontgen ~ Nanti diberikan ke bagian petugas saat Sakha akan melakukan rontgen
  2. Rekomendasi dokter ortopedi ~ Nanti diberikan ke dokter ortopedi saat hasil rontgen Sakha positif ada keretakan tulang
Dokter juga memberikan nomer whatsapp pribadinya. Supaya setelah hasil rontgen keluar, saya langsung bisa mengkonsultasikannya lewat whatsapp. Dokter bilang suruh foto hasilnya dan dikirim ke beliau. Selesai konsultasi dengan dokter kami lanjut mengantri obat. Kami ngerasa kalau antrian obat di JIH ini lama banget, terutama untuk pasien yang menggunakan asuransi. Kayaknya mereka akan mengecek dulu apakah obat dicover asuransi atau tidak. Setelah melewati penantian antri obat yang panjang, akhirnya kami pulang dari JIH jam 21.00.

Hari Jumat pun tiba. Jumat siang saya udah telepon JIH menanyakan apakah alat rontgennya ready, ternyata alat rontgennya udah selesai dimaintenance. Horeee.. Pulang kantor, selesai maghrib kami langsung cuzz ke JIH lagi. Setelah mendaftar kami langsung menuju ke bagian radiologi. Kami masuk di bagian ruang rontgen. Sakha rewel banget disana, dia nangis kejer ga mau rontgen karena takut sama alatnya yang kayak robot besar. Alhasil saya dan ayah Sakha bergantian menemani Sakha rontgen, mulai dari posisi duduk, tidur dan berdiri. Akhirnya setelah berkali-kali percobaan, dapetlah dua foto rontgen yang bagus.
Gambaran mesin rontgen yang ditakuti Sakha
Ternyata hasil rontgen tersebut akan keluar paling cepat jam 21.00 karena dokter radiologinya akan datang jam 20.30. Waktu itu jam masih menunjukkan pukul 19.30. Daripada kami bolak balik keluar RS, lebih baik kami menunggu di area RS aja. Untungnya kantin RS ini buka sampai malam, kami putuskan untuk memanjakan perut disana.

Yuhuu, ga terasa jam 9 malam pun tiba, waktunya kami balik kebagian radiologi untuk mengambil hasil rontgen Sakha. Alhamdulillah dari hasil yang keluar, ga ada keretakan pada tangan Sakha. Struktur tulangnya alhamdulillah masih normal.
Hasil rontgen tangan Sakha
Hasil rontgen di atas saya kirim langsung ke whatsapp dokter Sakha sebelumnya. Beliau bilang tidak ada tulang yang patah dan Sakha diminta untuk terus meminum obat yang sudah beliau resepkan. Beliau bilang juga kalau selama kurang lebih 5 sampai dengan 7 hari nanti bengkak di tangan Sakha tidak berkurang, sebaiknya segera berkonsultasi lagi ke dokter bedah orto.

Kebetulan beberapa waktu lalu ada temen saya yang kakinya habis kesleo. Dia bilang pemulihannya emang lama, apalagi jika yang terkena kesleo adalah anggota badan yang sering digerakkan. Semakin diistirahatkan maka semakin cepat pemulihannya. Mendengar penjelasan dokter dan cerita teman saya, saya jauh lebih tenang sekarang.

Sampe di rumah Sakha riang gembira meminum obat dari dokter. Gaya banget dia mau minum obatnya sendiri, tanpa dipaksa. Ya mungkin karena rasa obatnya manis, jadi bikin Sakha ga takut mimik obat. Selain minum obat, supaya rasa sakit di tangan Sakha cepet hilang saya tetep kasih salep Trombopob plus kompres air dingin.
Sakha minum obat sendiri :D
Alhamdulillah kira-kira setelah 8 hari Sakha periksa dari dokter, sekarang bengkak di siku tangan kirinya sudah hilang. Dia juga ga merasa kesakitan lagi saat meluruskan tangan dan saat tangannya menekuk untuk memakai baju. Beberapa hari yang lalu di daycare, Sakha udah bisa menceritakan kronologinya. Ternyata Sakha tu lari kenceng trus dia gagal ngerem, akhirnya jatuh dan tangan kirinya buat menopang..huhu.. Mohon doanya semoga Sakha sehat selalu.. semoga ga ada kejadian aneh-aneh lagi ke depannya yang bikin emak Sakha deg-degan ga karuan.. Amiin..

To sum up, jika si kecil mengalami kesleo, inilah pertolongan pertama yang saya lakukan sebelum membawanya ke dokter:
  • Hindari pemijatan
  • Istirahatkan bagian yang kesleo
  • Kompres air dingin
  • Beri salep dingin, seperti Trombopob
Sekian curhatan saya, semoga panjenengan semua ga bosen baca.. :D Semoga curhatan ini ada manfaatnya ya teman-teman. Semoga kita semua selalu diberi keselamatan.. Amiiin...


Sumber gambar :
Ilustrasi : http://womcdn.s3.amazonaws.com/article/content/229841431.jpg?h330-w330 
Mesin rontgen : https://lh4.googleusercontent.com/proxy/Ia-lYbj_NyZNRn5r0_9qNed6P20Du5Bf9iU_4HVC27zHqU1H_zbMBIj0P1ofJ4esP1z_KhIiUGWjPI
e8xlJfCECd_Cch_zed56YHeteJ_KNqIQKVDAZj=s0-d 

Senin, 20 Maret 2017

Ama Panik Lagi! ;(

Senin, Maret 20, 2017 0 Comments
Hai hai, izinkan emak Sakha ini curhat lagi. Kejadiannya pas seminggu lalu. Ceritanya setiap hari Senin, saya kebagian jemput Sakha di daycare sendiri karena ayah Sakha ada les Bahasa Inggris. Pas saya jemput ini kok tumben Sakha pake rewel. Biasanya kalau pake rewel dan drama ini ada tanda-tanda ga beres setelahnya. Masih inget kan cerita pas Sakha jatuh dari tangga beberapa waktu lalu. Sebelumnya dia juga rewel ga jelas.. :(


Saya mencoba menepis bayangan-bayangan negatif itu. Langsung deh saya jemput Sakha untuk pulang. Kami naik taxi dengan bahagia menuju kontrakan. Yap saat jemput Sakha sendiri ini saya sering banget pake SayTaxi. Karena jasa antar jemput daycare Sakha berangkat jam 16.00, sedangkan saya ga bisa pulang jam 16.00 pas. Akhirnya saya pake taxi ini..


Nyampe di rumah seperti biasa setelah saya beres-beres tas bawaan saya dan Sakha, kami main bersama di ruang tengah. Kebetulan saya punya macaroni scotel, saya siapkanlah cemilan ini buat Sakha. Selesai menyiapkan itu, kami asik nonton tivi sambil maem cemilan. Saya baru keinget kalau saya punya alpukat yang udah mateng. Saya tinggal sebentar Sakha ke dapur buat ngupas alpukat plus nyiapin wadahnya. Ga lama saya tinggal Sakha ini lagi mainan keyboard piano kecil. Tiba-tiba dia menangis kencang.. T_T

Saya kaget banget. Setelah saya tanya, ternyata Sakha ini kebentur pedal sepeda statis untuk fitnes. Ceritanya ayah Sakha baru membeli sepeda statis buat olah raga, yang kami taruh di ruang tengah. Trus posisi mainan keyboard Sakha ini ada di bawah sepeda statis. Kayaknya pas Sakha mau tekan-tekan tuts di keyboard, tangannya kepleset dan bikin keseimbangan tubuhnya kacau. Alhasil kepalanya membentur pedal sepeda itu.. T_T

Sakha kesakitan di bagian mata kirinya. Saya sempat anggap itu lebam biasa yang ga parah. Jadi saya gendong Sakha sambil nenangin dia sambil cari-cari Trombogbob gel buat obat. Tapi saya panik banget setelah melihat mata Sakha mengeluarkan DARAH T______T Jadi pas Sakha nangis itu keluar darahnya, seperti menangis darah. Saya tambah panik, bingung harus gimanaaa..

Akhirnya saya ambil es batu dan membungkusnya dengan sapu tangan untuk dikompreskan ke mata Sakha. Saya juga menelepon ayah Sakha sambil panik. Untungnya ayah Sakha mengangkatnya..suara saya udah panik, terbata-bata plus heboh ga jelas. Intinya saya minta ayah Sakha untuk cepat pulang. Ayah Sakha pun meminta izin untuk pulang lebih awal.

Sambil menunggu ayah Sakha pulang, saya ajak komunikasi Sakha terus sambil mengetes penglihatan Sakha. Saya bolak-balik tanya "Sakha ini gambar apa?", "Sakha ini angka berapa?", "Sakha ini warna apa?" sambil menutup mata kanan Sakha, supaya saya tau apakah mata kiri Sakha tetap berfungsi dengan baik. Alhamdulillah Sakha bisa menjawab semua dengan benar. Tapi saya tetep panik mengingat kejadian Sakha nangis darah tadi. Alhamdulillah juga darah dari mata Sakha sudah tidak keluar lagi.

Akhirnya ayah Sakha nyampe rumah. Beliau juga panik, takut kalau penglihatan Sakha kenapa-kenapa. Dia juga ngetest penglihatan Sakha sambil tanya-tanya seperti yang saya lakukan tadi. Pas ditanya apa mata Sakha sakit? Sakha bilang ga sakit. Tapi kami tetep aja khawatir dan akhirnya diputuskan untuk membawa Sakha ke dokter mata.

Setelah googling ga ditemukan jadwal dokter yang available di RS JIH, Happyland ataupun Bethesda. Tiba-tiba saya keinget pas dulu medcheck di Pramita Lab di Jalan Cik Ditiro, saya inget kalau di sekitar Pramita itu ada Rumah Sakit khusus Mata. Akhirnya saya googling lebih lanjut, ternyata namanya adalah RS. Mata Dr. YAP yang bukanya setiap hari. Langsung dah kami cuzz kesana..


Nyampe sana kami diarahkan pak security untuk mengisi formulir pendaftaran kemudian langsung menuju antrian pendaftaran. Rumah Sakit ini keadaannya sangat ramai. Jadi walaupun gedungnya adalah bangunan tua, ga membuat RS ini terlihat menyeramkan, ya karena hiruk pikuk pengunjung ini.

Sakha dapet nomor antrian 18. Ga nunggu lama akhirnya perawat memanggil kami. Kami masuk di ruangan pemeriksaan yang terdiri dari banyak ruangan-ruangan praktek dokter. Kami menjelaskan kronologi kejadiannya pada perawat, beliau pun mencatatnya di catatan kesehatan. Ga berselang lama kami sudah berada di ruangan dokter. Sebelumnya kami udah sounding ke Sakha kalau periksa di dokter ini ga akan sakit, cuma bakal disenterin aja nanti matanya. Ternyata Sakha di dalam ruangan dokter cukup kooperatif, dia bisa mengikuti instruksi harus lihat atas, bawah atau samping saat dokter memeriksa matanya.

Dokter bilang ga ada masalah apa-apa pada mata Sakha. Mungkin karena ada pembuluh darah yang pecah sehingga menyebabkan darah keluar dari mata Sakha. Antibiotik tetes pun diberikan untuk diteteskan ke mata kiri Sakha 4 kali sehari. Selain itu sebaiknya mata Sakha jangan sampai terkena air dulu untuk menghindari kuman-kuman air menempel di mata Sakha.

Sampe rumah, acara menetesi obat ke mata Sakha berjalan sangat dramatis. Sakha berontak saat ditetesin. Saya udah tunjukin video youtube dimana ada anak kecil yang ditetesi obat mata tanpa menangis dan tanpa ketakutan. Cara menonton video ini saya pake karena dulu Sakha ga mau minum obat cacing. Nah setelah saya kasih liat iklan Combantrine di youtube dia jadi mau minum obatnya tanpa rewel..hahaha.. Rupanya untuk kasus obat tetes mata ini ga berlaku untuk Sakha, dia tetep nangis kejret saat ditetesi. Ya gimana dong, akhirnya tetap dengan paksaan.. Maaf ya nak.. demi kesehatanmu lho.. :(

Alhamdulillah setelah jalan seminggu ini mata Sakha ga ada tanda-tanda semakin parah. Antibiotik ini maksimal boleh diteteskan dalam satu minggu berturut-turut. Semoga ga ada masalah serius dengan mata Sakha ke depannya.. Amin..

Semoga kejadian buruk yang menimpa Sakha ini ga terjadi pada anak-anak yang lain. Semoga kita sekeluarga semua selalu diberi keselamatan ya. Memang kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada anak itu bisa bikin orang tua sangat panik ya.. Sekian cerita dari saya.. Semoga saya lebih hati-hati menjaga Sakha saat bermain.. Amiiin...

Sumber gambar :
Panic : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/564x/8c/64/c5/8c64c5589c10b930e8ff0ad77e792b81.jpg

Jumat, 30 Desember 2016

Lepas Jahitan Tanpa Drama

Jumat, Desember 30, 2016 4 Comments
Horay, hari Minggu ini tanggal 25 Desember, tepatnya 3 hari setelah kejadian kepala Sakha dijahit, waktunya Sakha melakukan kontrol jahitan. Dokter menyarankan untuk datang hari Minggu pagi. Kami tetep periksa di IGD RS Hepilen. Saat menuju rumah sakit ada perasaan harap-harap cemas, karena saya takut Sakha rewel dan nangis kejret saat diperiksa lukanya. Takutnya hal tersebut bisa bikin Sakha trauma. 


Sampe di rumah sakit, kami disambut perawat yang ramah. Sakha dipangku ayahnya menghadap belakang saat diperiksa. Saya berdiri di belakang ayah Sakha dan mengajak Sakha mengobrol. Saat lukanya dibersihkan Sakha engga nangis. Saya lihat dia menahan rasa sakit, ekspresinya melas. Waktu itu eyang uti Sakha juga ikut ke RS, kami ga berhenti mengajak Sakha mengobrol supaya dia ga fokus sama rasa sakit di lukanya.

Kebetulan dokter yang memeriksa kali ini adalah dokter yang sama saat Sakha dijahit beberapa waktu lalu. Dokter bilang bahwa luka jahitan Sakha udah hampir kering. Saya menjawab mungkin karena Sakha rajin konsumsi putih telur, jadinya regenerasi kulitnya cepat. Dokterpun bilang tetap aja konsumsi putih telur atau ikan, supaya jahitan Sakha bisa dilepas 3 hari lagi di kontrol berikutnya. Di kontrol kali ini ga ada obat tambahan untuk Sakha. Dokter juga berpesan kalau luka Sakha ga boleh kena air. Siap dok, Sakha libur keramas dulu.. :D

Tanggal 28 Desember pun tiba, jika ga ada halangan hari ini adalah saatnya jahitan Sakha dilepas. Karena hari ini saya dan suami masuk kerja, jadinya kami akan ke RS sehabis maghrib. Eyang uti dan tante Sakha pun ikut menemani ke RS. Di perjalanan menuju RS, kami ga berhenti untuk sounding Sakha supaya nanti ga nangis dan rewel saat jahitannya dilepas. Saya bilang kalau Sakha pengen mainan lompat-lompat lagi, jahitan Sakha harus dilepas dulu dan Sakha ga boleh rewel. Dia pun mengiyakan dengan semangat.. :D

Lagi-lagi kami bertemu perawat yang ramah dan komunikatif. Kebetulan dokter yang berjaga di IGD kali ini berbeda dengan dokter yang menangani jahitan Sakha. Dokterpun memeriksa Sakha dan beliau bilang bahwa luka Sakha udah kering, jahitannya pun bisa dilepas. Kami bersyukur banget.. :)

Proses pelepasan jahitan Sakha alhamdulillah berjalan lancar, tanpa drama. Ketakutan saya kalau Sakha akan rewel seperti ketika lepas jahitan bulan Agustus lalupun ga terjadi.


Saat lepas jahitan ini posisinya pun sama kayak waktu kontrol jahitan lalu, Sakha dipangku ayahnya, sedangkan saya mengajak ngobrol Sakha supaya dia bisa terdistraksi dari rasa sakitnya. Alhamdulillah trik ini berjalan baik. Sakha terus ngobrol dengan saya, sehingga kepalanya anteng ga gerak. Hal itu akan memudahkan tim medis untuk melepas jahitan. Alhamdulillah saat pelepasan jahitan ini Sakha ga nangis, cuma menahan sakit aja dia. Pinter banget kamu le.. :*

Setelah jahitan Sakha dilepas, dokter bilang supaya bekas luka di kepala Sakha ini diperlakukan seperti biasa. Maksudnya tetep aja dikeramasin, supaya terstimulasi tumbuh rambutnya sehingga ga pitak. Bekas luka Sakha juga masih diplester, besok pas mandi pagi bisa dilepas. Horeee..

Demikianlah cerita saya tentang Sakha waktu lepas jahitan. Mungkin karena orang tuanya bisa tenang jadinya Sakha ga mellow waktu lepas jahitan. Berikut penampakan luka Sakha setelah jahitannya dilepas :
Alhamdulillah jahitannya dilepas
Semoga ini jahitan terakhir di anggota tubuhmu ya le.. Semoga kejadian buruk ga terjadi lagi selama proses tumbuh kembangmu.. Amin.. Maafkan ama dan ayah yang ga bisa 24 jam full mengawasimu terus. Tapi percayalah bahwa rasa cinta dan sayang kami kepadamu akan tetap penuh sepanjang waktu..